Jumat 11 Jul 2025 20:43 WIB

Siapa Saja Membuat Hadis Palsu?

Ada empat kelompok yang memproduksi hadis palsu.

ILUSTRASI Hadis
Foto: MGROL100
ILUSTRASI Hadis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadis merupakan sumber ajaran yang kedua di dalam Islam setelah Alquran. Prof Syuhudi Ismail dalam bukunya, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar, dan Pemalsunya (1995), mengutip pendapat alim ulama hadis, yakni Ibnu al-Shalah (wafat 1245) dan al-Nawawi (wafat 1277).

Mereka umumnya membagi kualitas hadis menjadi tiga macam, yakni sahih, hasan, dan dhaif. Syarat-syarat hadis sahih dan hasan hampir sama. Perbedaan keduanya, menurut Syuhudi Ismail, terletak pada tingkat dhabith periwayat.

Baca Juga

Periwayat yang bersifat dhabith adalah yang kuat hafalannya tentang apa yang telah didengarnya serta mampu menyampaikan hafalannya itu kepada orang lain kapan saja dikehendakinya.

Hadis sahih sanadnya bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan oleh orang yang bersifat adil dan dhabith serta terhindar dari kejanggalan dan cacat. Bobot kedhaifan sanad bisa saja terlalu parah. Misalnya, ada periwayat yang dikenal sering kacau hafalannya.

Syuhudi menerangkan, jika demikian terjadi, maka kualitas hadis yang bersangkutan dianggap berkualitas dhaif. Periwayat yang sering kacau hafalannya sulit dipercaya apa yang diriwayatkannya.

Untuk diketahui, penyebutan kacau tidaknya seorang periwayat tidak berarti menghakimi yang bersangkutan di depan umum. Sebab, hal itu berkaitan dengan maslahat yang lebih besar, yakni kepentingan umat Islam yang hendak bersandar pada hadis yang sungguh-sungguh bersumber dari Rasulullah SAW.

Definisi hadis palsu

Hadis palsu diistilahkan sebagai hadis maudhu'. Di tempat lain, istilahnya adalah muzayyaf. Syuhudi mendefinisikan hadis palsu sebagai "pernyataan, atau pernyataan-pernyataan, yang sesungguhnya bukanlah hadis Nabi SAW, tetapi beberapa kalangan menyebutnya sebagai hadis Nabi SAW."

Isi hadis palsu tidak selalu buruk atau bertentangan dengan ketentuan umum ajaran Islam. Namun, mengapa sampai ada hadis palsu?

Pertanyaan itu coba dijawab Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya, Sudahkah Kita Mengenal Al-Quran? (2013: 251-252). Dia mengutip dari al-Qurtuby dalam pendahuluan kitab Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an.

Menurut al-Qurtuby, orang-orang yang menciptakan hadis-hadis palsu dapat dibedakan menjadi empat kelompok.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement