REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pertemuan pertama Forum Religion (R20) bersama sejumlah perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) negara anggota G20 dan pimpinan lembaga dan organisasi masyarakat (ormas) di Jakarta, Senin (5/9/2022).
"Pertemuan perdana ini sangat strategis sebab membahas prioritas dan rencana kerja R20 dalam mewujudkan visi agama sebagai sumber solusi global, menebar nilai moral dan spiritual," kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melalui keterangan tertulis yang diterima.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang itu menjelaskan bahwa forum agama internasional yang digagas NU akan mengajak masyarakat untuk melakukan rekognisi persoalan sosial yang kerap dipicu oleh agama. Oleh karena itu, ia menilai forum pertemuan pemimpin-pemimpin agama tersebut diharapkan bisa menjadi solusi untuk menjawab problem sosial keagamaan dalam skala global.
Senada dengan itu, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar-Lembaga Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Muhsin Syihab mengatakan bahwa R20 merupakan forum yang imparsial, inklusif, dan solutif. Melalui rencana kerja dan program prioritas yang bakal dibawakan forum itu, ia menegaskan R20 harus menjadi forum rujukan terkait praktik bertoleransi dan kerja sama antarumat beragama.
Selain itu, ia juga berharap R20 bisa melahirkan sense of contribution dari masyarakat untuk bersama mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis.