REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Koalisi Militer Islam Kontra Terorisme (IMCTC) mengumumkan bahwa Kenya telah bergabung sebagai negara anggota IMCTC pada Kamis (1/9/2022).
Gabungnya Kenya dengan IMCTC membuat keanggotaan koalisi menjadi 42 negara.
Seperti dilansir Arab News pada Jumat (2/9/2022) setelah pengumuman tersebut, bendera Kenya dikibarkan di markas besar koalisi di sebelah 41 bendera lainnya di mana upacara tersebut diadakan di hadapan Duta Besar Kenya untuk Arab Saudi Peter Nicholas Ojigo dan delegasi dari Kedutaan Besar Kenya di Riyadh.
Sekretaris Jenderal IMCTC Mayjen Mohammed bin Saeed Al Moghedi mengatakan keanggotaan Kenya adalah langkah positif.
Ia juga mengungkapkan pentingnya partisipasi internasional dalam memerangi terorisme dan kekerasan ekstremis.
Dengan berbagai komponen agama dan budayanya serta lokasi strategis di Afrika Timur, Al Moghedi menekankan bahwa Kenya akan memainkan peran besar sebagai anggota IMCTC dengan catatan efektifnya dalam memerangi terorisme.
Negara-negara anggota IMCTC bekerja untuk mengoordinasikan, menyatukan, dan memperkuat upaya memerangi pendanaan dan dukungan terorisme.
Pada Desember 2015, Arab Saudi mengumumkan pembentukan koalisi untuk membentuk front pan-Islam bersatu melawan kekerasan ekstremis.
Para kepala staf dari berbagai negara Islam bertemu di Riyadh pada Maret 2016 dan menegaskan tekad mereka untuk memerangi terorisme bersama-sama sesuai dengan kemampuan mereka dalam kerangka IMCTC, sesuai kebijakan dan prosedurnya, tanpa mengorbankan kedaulatan negara-negara anggota.
Pada 2017, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman meresmikan pertemuan pertama koalisi dengan tema “Sekutu Melawan Terorisme.” Pertemuan tersebut menekankan bahwa terorisme merupakan ancaman yang berkelanjutan dan berkembang terhadap perdamaian dan stabilitas lokal dan global, dan menyuarakan dukungan bagi anggota IMCTC untuk mengkoordinasikan upaya untuk menghapus terorisme secara ideologis, finansial, dan militer.
Baca juga : 6 Contoh Praktik Perdukunan Arab Jahiliyah yang Dilarang Islam