REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN–Sebuah serangan brutal yang membuat penulis Salman Rushdie berjuang untuk hidupnya di rumah sakit telah dikutuk seorang ulama dan teolog Muslim Irlandia terkemuka.
Menurutnya, tidak ada pembenaran untuk tindakan kekerasan dalam Islam. “Kebanyakan Muslim kesal. Kami mengutuk ini, sama seperti kami mengutuk kekerasan terhadap majalah satir Prancis di mana karyawan dibantai atas nama Islam, Charlie Hebdo,"kata Syekh Umar Al-Qadri, teolog Islam, pendiri dan Ketua Dewan Muslim Irlandia dan Ketua Iman dan Mufti di Islamic Center of Ireland dilansir dari Irish Examiner, Senin (15/8/2022).
“Saya terkejut ketika saya membaca berita bahwa dia ditikam ketika dia akan berbicara di sebuah konferensi di New York. Saya percaya bahwa serangan itu sama sekali tidak dibenarkan. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan, terutama ketika seseorang telah menulis sebuah sindiran,” tambahnya.
Dia mengatakan Alquran mengajarkan umat Islam untuk tidak melakukan kekerasan. Pedoman ini yang harusnya dipakai setiap Muslim.
“Orang-orang harus, sebagai Muslim, hanya melakukan apa yang dikatakan Alquran. Alquran mengatakan abaikan saja, jika Anda tidak menyukai seseorang, Anda merasa seperti seseorang telah menghina Anda atau tidak menghormati Anda, alihkan saja wajah Anda dan abaikan saja. Itulah yang diperintahkan Alquran kepada kita," katanya.
“Saya tidak setuju dengan fatwa dan ada banyak cendekiawan Muslim di seluruh dunia yang hanya mengatakan tidak perlu menanggapinya," tambahnya.
Menurutnya, kemarahan setelah penerbitan awal The Satanic Verses sayangnya dimanfaatkan seorang pemimpin agama, mungkin hanya untuk motivasi politik yang sangat menyedihkan.
“Salman Rushdie telah menjalani kehidupan yang cukup normal. Sangat menyedihkan bahwa seseorang yang konyol, di antara hampir 2 miliar Muslim, bahwa satu orang gila yang konyol telah melakukan ini. Kebanyakan Muslim marah. Sekali lagi kita akan menjadi berita utama. Kami mengutuk ini," jelasnya.
Rushdie diserang saat menyampaikan pidato di sebuah festival sastra di Negara Bagian New York pada Jumat.
Baca juga: Mengapa Alquran Ajarkan Jangan Sebut Non-Muslim dengan Kafir? Ini Jawaban Prof Quraish
Seorang pria bergegas ke atas panggung dan menikam Mr Rushdie beberapa kali di leher, mata, perut, dan paha, membuatnya dirawat di rumah sakit dengan luka yang oleh keluarganya digambarkan sebagai "perubahan hidup."
Tersangka, Hadi Matar, 24, dari New Jersey, telah membantah percobaan pembunuhan.