"Tidak ada yang namanya 'jihad banjir'. Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan membuat sendiri tanggul untuk mengalirkan air. Tahun ini tidak dilakukan, dan beberapa orang mengambilnya sendiri," kata inspektur Kaur.
“Mengklaim seperti ini (jihad banjir) berarti mengambil jalan keluar yang mudah. Ini adalah masalah manajerial, dan saya pikir itu membutuhkan respons yang jauh lebih matang,” kata Prof Choudhury.
Dituduh karena seorang muslim
Menurut Google Trends, penelusuran untuk jihad banjir mencapai puncaknya selama lima tahun pada bulan Juli, dipicu oleh hiruk-pikuk media sosial seputar klaim ini. Tapi ini bukan pertama kalinya teori konspirasi anti-Muslim menjadi arus utama di India.
Selama pandemi, Muslim India kadang-kadang dituduh dengan sengaja menyebarkan Covid-19, apa yang oleh beberapa media India digambarkan sebagai jihad corona. Para kritikus mengatakan kekerasan, ujaran kebencian, dan misinformasi yang menargetkan Muslim telah meningkat sejak 2014, ketika partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa. Partai membantah hal ini.
Sementara itu, di Assam, Laskar terus hidup dalam ketakutan setelah dibebaskan dari penjara. "Saya dan keluarga masih takut keluar rumah. Anak saya bolos sekolah. Kalau harus keluar rumah, kadang saya pakai helm untuk menutupi muka. Takut digantung massa yang marah."
"Saya dituduh 'jihad banjir' karena saya seorang Muslim. Ini salah. Mereka yang menyebarkan ini melakukan sesuatu yang sangat salah," katanya.
https://www.bbc.com/news/world-asia-india-62378520