REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdagang dalam pengertian yang sederhana adalah mengeluarkan atau melakukan sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Di dunia, umat manusia melakukan perdagangan sesamanya. Ada yang untung, dan ada pula yang rugi.
Lalu bagaimana jika seorang Muslim berdagang dengan Allah SWT? Apa maksud dan penjelasannya?
Anggota Fatwa Dar al Ifta Mesir, Syekh Dr Ahmad Mamduh mengawali penjelasan tentang perdagangan dengan Allah SWT dengan memaparkan soal sedekah. Dia mengatakan, sedekah adalah amal sholeh yang utama bagi seorang Muslim dengan niat karena Allah SWT.
"Kemiskinan itu ada setelah kikir. Kekayaan itu ada setelah kedermawanan. Tetapi masih ada sebagian orang yang mengabaikan sedekah dan mengeluarkan hartanya (di jalan Allah SWT)," jelasnya seperti dikutip dari Elbalad, Senin (25/7/2022).
Syekh Mamduh menekankan, jika ada seorang Muslim yang ingin mencapai sesuatu dalam hidupnya, atau sedang tertimpa masalah besar dalam hidup, maka dia harus bersedekah. Karena, sedekah adalah kunci untuk menghilangkah segala kesulitan dan penderitaan.
"Berdagang dengan Allah SWT adalah perdagangan yang menguntungkan. Dan tidak mendatangkan kerugian apapun. Setiap perdagangan di dunia ini pasti ada rugi dan untung, kecuali berdagang dengan Allah SWT, karena di dalamnya ada banyak keuntungan yang berlipat ganda," paparnya.
Dalam hadis riwayat Thabrani dan al-Baihaqi, disebutkan sedekah dapat mengatasi orang yang sakit. Nabi SAW bersabda, "Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah."
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Thabrani juga menyebut bahwa bersedekah bisa menyelamatkan orang dari musibah. Nabi SAW bersabda, "Bersegeralah dengan sedekah, karena musibah tidak dapat melangkahi sedekah."
Khatib al-Baghdadi dalam hadis yang diriwayatkannya, menyampaikan lebih spesifik tentang faedah bersedekah. Dalam hadis yang diriwayatkannya, Nabi SAW bersabda, "Sedekah dapat mencegah 70 macam musibah, paling ringan adalah penyakit kulit lepra".
Di alam kubur, bersedekah dapat memberi pertolongan karena pahalanya amat dekat pada diri setiap Muslim yang telah wafat, selain tentunya pahala shalat. Dalam hadits riwayat Abu Nuaim, Rasulullah SAW bersabda, "Jika ada orang Islam meninggal maka pahala shalat di dekat kepalanya, pahala sedekah di sebelah kanannya dan pahala puasa di dadanya."
Sumber: https://www.elbalad.news/5370665