Hari dimana Istanbul dilahirkan kembali
Ilhami Danis, seorang sejarawan di Universitas Fatih Sultan Mehmet Vakif Istanbul, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) kota itu adalah target utama Turki Usmani, baik secara logistik dan strategis. Karena koneksi Kekaisaran Turki Usmani dari Anatolia ke Rumelia (Balkan) dan seluruh Eropa sebagian besar hilang, melalui Gallipoli (juga dikenal sebagai Gelibolu, di dekat anakkale).
Danis mengatakan penaklukan itu penting baik untuk kelanjutan penaklukan Usmani ke wilayah lain di Eropa. Dan untuk mengendalikan lalu lintas antara Mediterania dan Laut Hitam.
Feridun Emecen, dekan Fakultas Sastra Universitas 29 Mayis Istanbul, menekankan lokasi strategis Istanbul, menambahkan kota itu membawa kepentingan keagamaan yang besar bagi umat Kristen dan Muslim. "Sebuah kerajaan baru lahir dengan penaklukan Istanbul oleh Sultan Mehmed II. Dan Sultan Mehmed II, menjadi penguasa Kekaisaran Usmani. Oleh karena itu, penaklukan, yang merupakan titik balik peradaban Turki dan Islam ini, jadi sangat penting bagi Turki dan sejarah Islam," kata Emecen.
Emecen mencatat penaklukan Istanbul menyebabkan persepsi ancaman bercampur ketakutan di dunia Barat. Setelah penaklukan, seruan untuk pembentukan tentara Salib baru mulai dilakukan di dunia Barat.
Penaklukan itu disambut dengan kegembiraan di dunia Muslim, kecuali pemerintahan Mamluk, kata Emecen, seraya menambahkan sebagian besar juga disambut di Anatolia Turki, kecuali oleh Karamanid.