Selasa 10 May 2022 19:19 WIB

Maryam Souza, Mualaf Asal Brasil yang Populerkan Seni Islam

Maryam bereksperimen dengan geometri artistik dan Islami

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
 Mandala, arab, permadani Persia, kaligrafi Arab dan Alquran merupakan beberapa inspirasi karya yang dihasilkan oleh Maryam Souza.
Foto:

Setelah lama meneliti dan berlatih, dia memutuskan untuk mengunggah karyanya di Instagram. Tak lama, muncul banyak permintaan yang semakin meningkat. Karena hal ini, ia memutuskan mengambil kursus di pasar seni untuk mempelajari cara memberi harga pada karyanya dan memamerkannya.

Dari sana, sang seniman menetapkan tujuan dan mengadakan pameran tunggal pertamanya berjudul “Iluminura” dengan 12 karya, di Golden Square Shopping Mall di São Bernardo do Campo dari Agustus hingga November tahun lalu.

Salah satu karya unggulannya adalah Al-Kursi, yaitu sajadah dengan ayat dari Alquran. Maryam menempatkan bacaan Alquran di audio agar ddidengar oleh pengunjung saat mereka mengagumi karya itu.

“Ketika saya membuat lukisan ini, saya pikir, jika orang bisa mendengarnya, mereka akan terpikat, karena itu adalah doa yang menyentuh hati yang dalam. Jadi saya mengambil ponsel dengan headphone dan memutar audionya dan itu sangat emosional, orang-orang menikmatinya," lanjutnya.

Maret lalu, Maryam berpartisipasi dalam pameran kelompok 'Arts & Women' ('Arte e Mulher') di Art Lab Gallery, Rua Oscar Freire, São Paulo. Akhir tahun ini, karyanya akan ditampilkan dalam dua pameran lainnya, di Rio de Janeiro dan São Bernardo do Campo.

Kegiatan yang berlangsung di São Bernardo do Campo maupun Golden Square Shopping Mall akan menjadi pameran solonya, dengan serangkaian lukisan karpet dengan ukuran berbeda, mengacu pada doa-doa Islam dan jadwal sepanjang hari.

Beberapa karya-karyanya telah dijual ke sejumlah negara bagian Brasil, seperti São Paulo, Minas Gerais, Distrik Federal, Bahia dan Santa Catarina, serta secara internasional ke negara-negara seperti Turki, Inggris dan Australia. Penjualan internasional pertamanya adalah ke Turki.

“Ketika saya menerima permintaan itu, saya lumpuh. Saya merasa berada di jalan yang benar karena itu adalah mimpi besar yang saya miliki, bepergian ke Turki untuk belajar, itu adalah tujuan profesional,” ucap dia merujuk pada seni Islam Turki.

Instagram, menurut Maryam, adalah awal dari segalanya. Melalui jejaring di media sosial, orang menjadi tertarik dengan karyanya yang mengarah ke pesanan nasional dan internasional.

Ia sendiri mengaku tidak banyak tertarik dalam jejaring media sosial. Tetapi, ia tetap berupaya membuat akun untuk mempromosikan karya seninya dan belajar menggunakan alat untuk membuat video, mengunggah dan memberi tagar. Maryam menyebut ia telah menjual hampir semua lukisan yang diunggah di media sosialnya.

Maryam pun berkata dirinya akan terus belajar kaligrafi Arab dan meningkatkan karyanya. Dia berusaha keras untuk menghasilkan karya seni dengan bahan terbaik, mulai dari kertas dan tinta hingga bingkai, kristal Swarovsky dan daun emas.

“Dalam seni Islam, saya merasa seperti menemukan diri saya sendiri. Saya tidak lelah, saya tidak bosan. Anda tahu kapan Anda mengikuti kata hati Anda?” ucap dia. Lebih lanjut, ia menyebut mendapatkan dukungan luar biasa dari suami dan keluarganya untuk terus maju.

Lahir di Bahia, Maryam Souza pindah ke São Paulo bersama ibunya saat masih kecil. Pada usia 17, dia masuk Islam dan menikah tiga tahun kemudian.

Di usia 28 tahun, dia tinggal di São Bernardo do Campo bersama suami dan anak-anaknya. Kota yang terletak di wilayah metropolitan Greater São Paulo ini memiliki komunitas Muslim yang cukup besar.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement