REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Selain keutamaan bulan puasa, keutamaan ibadah puasa, juga orang-orang yang melaksanakan puasa diberikan keistimewaan atau keutamaan-keutamaan yang khusus oleh Allah SWT.
KH Jeje Zaenudin dalam bukunya 'Seputar Masalah Puasa, I'tikaf Lailatul Qadar dan Lebaran' menjelaskan di antara keistimewaan orang-orang yang berpuasa itu adalah bau mulutnya orang puasa lebih harum dari minyak kesturi. Dia mengutip hadits Nabi Muhammad SAW berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ له، إِلَّا الصِّيَامَ، هو لي وَأَنَا أَجْزِي به فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بيَدِهِ، لَخُلْفَةُ فَمِ الصَّائِمِ، أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِن رِيحِ المِسْكِ.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda. “Semua amal Anak Adam adalah miliknya kecuali puasa, karena puasa itu milik-Ku dan Aku akan membalasnya. Dan Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada minyak kesturi."(Mutafaq Alaih).
Kiai jeje menjelaskan, sebagai konsekuensi berpuasa adalah kosongnya lambung pada siang hari sehingga menimbulkan bau kurang sedap bagi orang yang sedang berpuasa.
Tetapi bau tak sedap yang keluar dari mulut orang yang sedang berpuasa, yang mungkin saja dianggap buruk oleh orang yang tidak berpuasa, justru lebih baik dan lebih harum dalam pandangan Allah SWT dibanding dengan harunya minyak kesturi. Apa maksudnya?
Pertama, jika seseorang bersedekah dengan minyak wangi kesturi yang amat terkenal keharumannya, tidaklah akan menandingi pahala dan kemuliaannya orang berpuasa meskipun dia menimbulkan bau tak sedap dari mulutnya.
Kedua, Allah SWT akan gantikan bau mulut orang berpuasa di dunia dengan pahala di akhirat berupa bau wangi yang lebih harum daripada minyak kesturi.
Ketiga, bahwa Allah SWT akan memuliakan dan meridhai orang berpuasa sehingga namanya akan dikenang baik selama hidup di dunia dan di akhirat akan dibalas dengan diwangikan tubuhnya di dalam surga.
Keempat, bau mulut yang disebabkan berpuasa mendatangkan keridhaan dan pahala dari Allah SWT. Sebab itulah sebagian ulama memakruhkan bersiwak dengan menggunakan pewangi pada orang berpuasa. (Fath al-Bari Syarah Shahih al-Bukhari, IV:106, Tuhfat al-Ahwadzi Syarh Sunan al-Tirmidzi, III:419)
Selain itu, menurut para ahli kesehatan, pada saat berpuasa terjadi proses pembersihan kotoran dan racun dari tubuh orang yang berpuasa. Hari-hari awal berpuasa merupakan fase tersulit.
"Tubuh akan mengeluarkan sejumlah besar racun melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain," tulis Kiai Jeje.
Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda
Ini terlihat dari menebalnya lapisan lidah dan nafas yang biasanya lebih berbau pada hari-hari pertama. Setelah puasa berlanjut pada hari-hari berikutnya, proses pembersihan tubuh disempurnakan. Lemak tubuh yang tidak bermanfaat, racun yang terakumulasi dalam sel tubuh akan dikeluarkan.
"Sel yang sakit, sel-sel mati, lapisan lendir menebal di dinding usus, limbah aliran darah dikeluarkan lewat hati, limpa, dan ginjal. Tubuh akan menggunakan mineral penting dan vitamin untuk membuang racun dan jaringan tua," katanya.
Saat beban racun tubuh berkurang, efisiensi setiap sel ditingkatkan. Sehingga mempercepat proses penyembuhan dan sekaligus menghemat energi.