REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA -- Banjir Sangatta, Kutai Timur merendam ratusan rumah, pertokoan dan fasilitas umum lainnya, menyusul intensitas hujan sejak Ahad (20/3).
Aliran Sungai Sangatta meluap dan merendam tujuh desa di dua kecamatan yang ketinggiannya mencapai 50 cm hingga 2 meter.
"Beberapa ruas jalan terputus dan berdampak pada kemacetan panjang dan membuat jalur utama masuk Sanggatta dari Bontang tidak dapat dilalui," terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Kaltim, M Rofiq, Senin (21/3).
Data sementara, bencana banjir ini menyebabkan satu korban meninggal dunia dan 16.896 warga terdampak.
"Hingga saat ini, ribuan warga melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari banjir susulan dan hewan buas seperti buaya berkeliaran memasuki perkampungan," imbuh Rofiq seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Merespons kondisi tersebut, BMH Kaltim mengirimkan tim relawan kemanusiaan untuk membantu korban banjir. "Tim langsung melakukan evakuasi korban, dan memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji dan sembako," jelas Rofiq.
Tim relawan BMH bekerja bersama SAR Hidayatullah, berada di titik lokasi terdekat musibah. "Alhamdulillah, semua proses berjalan cepat dan lancar,” ujar Rizal, koorlap relawan di Sanggatta.
Ditegaskan, berdasarkan pengamatan, para korban masih membutuhkan berbagai bantuan, di antaranya sembako dan bahan makan siap saji, obat-obatan, kelengkapan balita, selimut dan pakaian layak pakai. "Insya Allah semua bantuan sangat berarti, dan akan disalurkan secepatnya,” tandas Rizal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
