REPUBLIKA.CO.ID, Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Kawan-kawan Republika Online, pembahasan tentang sedekah, di antara yang paling saya suka adalah pembahasan Al-Asmaul Husna yang dipakai oleh Allah di dalam ayat-ayatnya, termasuk ayat tentang sedekah. Saya bisa paparkan di sini.
Silakan dilihat QS. Al-Baqarah ayat 261. Kita suka melihat bukan ujung Al-Asmaul Husna-nya atau tidak melihat dari potongan, kosakata, kalimat; dalam bentuk Al-Asmaul Husna dari setiap ayat, termasuk misalkan ayat tentang sedekah. Kalau kita melihat pada konteks QS. Al-Baqarah ayat 261,
مَّثلُ ٱلذِينَ ينفِقُونَ أمْوََٰلََمْ فِِ سَبيلِ ٱلَّلَِّ كَمَثلِ حَبةٍ أنۢ بَ تتْ سَبْعَ سَنابلَ فِِ كُ لِ سُنۢ بُ لَةٍ مِا۟ئةُ
حَبةٍ ۗ وَٱلَّلَُّ يضََٰعفُ لمَن يشَاءُ ۗ وَٱلَّلَُّ وََٰسِعٌ عَلي مٌ
Terjemahannya sudah pada tahu, dah. Bahwa perumpamaan harta yang diinfakkan di jalan Allah Swt. itu seperti perumpamaan satu biji, satu biji ini nanti tumbuh menjadi tujuh tangkai, setiap satu tangkai ada 100 biji. Tujuh ratus! Tujuh ratus ini pun bukan 700 kalimat titik, tetapi plus-plus. Plusnya bisa berapa? Weh ... Unlimited!
Nah, kebanyakan para pembahas, termasuk kita, berhenti sampai di situ tentang pengembalian sekian kali lipat. Tanpa kemudian melihat ujung dari Al-Asmaul Husna. Di mana maksud Allah adalah Allah ingin menunjukkan, siapa sih diri-Nya itu. Begitu.
Allah tunjukkanlah siapa itu diri-Nya dengan contoh, hal, pelajaran, yang dipakai untuk menunjukkan tentang dirinya, dalam kaitan pembahasan kali ini adalah peristiwa sedekah. Coba kita lihat ujung dari ayat 261 Surat Al Baqarah, yakni وََٰسِعٌ عَليمٌ, Maha Luas, Maha Tahu.
Allah ingin menunjukkan dengan peristiwa sedekah, janji-Nya tentang sedekah, hal ihwal tentang sedekah, adalah bahwa diri-Nya itu Maha Luas, الوَاسِ عُ ; dan Maha Tahu, العَلِيْمُ. Kita, ciptaan-Nya, hamba-Nya, tentu kebalikannya; sempit betul, sempit benar, maha sempit, dan gak tahu apa-apa, gak mengerti apa-apa, gak paham apa-apa.