Selasa 22 Feb 2022 01:50 WIB

Aturan Pengeras Suara Masjid, MUI: Jangan Sampai Mematikan Syiar Islam

Aturan pengeras suara agar umat tetap bisa melakukan syiar tanpa ganggu masyarakat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/Fuji Eka Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis. Aturan Pengeras Suara Masjid, MUI: Jangan Sampai Mematikan Syiar Islam
Foto:

3. Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara

a. Waktu Sholat: 

1) Subuh:

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Alquran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit.

b) pelaksanaan sholat Subuh, zikir, doa, dan kuliah Subuh menggunakan pengeras suara dalam.

2) Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya: 

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Alquran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) menit.

b) sesudah azan dikumandangkan, yang digunakan pengeras suara dalam.

3) Jumat:

a) sebelum azan pada waktunya, pembacaan Alquran atau sholawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit.

b) penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan khutbah Jumat, sholat, zikir, dan doa, menggunakan pengeras suara dalam.

b. Pengumandangan azan menggunakan pengeras suara luar.

c. Kegiatan Syiar Ramadhan, gema takbir Idul Fitri, Idul Adha, dan Upacara Hari Besar Islam

1) penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan sholat Tarawih, ceramah/kajian Ramadhan, dan tadarus Alquran menggunakan pengeras suara dalam.

2) takbir pada tanggal 1 Syawal/10 Dzulhijjah di masjid/ mushola dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan pengeras suara dalam.

3) pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar. 

4) takbir Idul Adha pada hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Dzulhijah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan sholat Rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan pengeras suara dalam.

5) Upacara Peringatan Hari Besar Islam atau pengajian menggunakan Pengeras Suara Dalam, kecuali apabila pengunjung tablig melimpah ke luar arena masjid/mushola dapat menggunakan pengeras suara luar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement