REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Komunitas Muslim di Amsterdam melaporkan perkembangan kasus islamofobia. Dalam sebuah penelitian tentang Islamofobia yang dilaporkan media lokal, Het Parool, disebutkan banyak siswa tidak dapat menemukan lokasi magang karena agama mereka.
Tak hanya itu, beberapa wanita Muslim yang mengenakan jilbab juga terkena perundungan, sementara banyak yang harus menghadapi ujaran kebencian di media sosial tanpa ada yang memberikan perhatian.
Dilansir di NL Times, Senin (21/2), banyak responden yang menyebut normalisasi Islamofobia sebagai masalah besar dalam hidup, yang tidak bisa mereka pertahankan lagi. Pada titik tertentu, para peneliti menyebut mereka memilih untuk "belajar menjalaninya".
Peneliti juga menambahkan hasil penelitian ini terlalu kecil untuk kondisi yang sulit. Namun, setidaknya hal ini memberikan wawasan yang baik tentang bagaimana Muslim Amsterdam mengalami diskriminasi.
Di sekolah, anak-anak dan remaja dihadapkan pada pernyataan dan reaksi Islamofobia dari guru maupun murid lainnya. Hampir semua responden mengatakan mereka kesulitan mencari lokasi magang, sementara teman sekelas kulit putih mereka berhasil melakukannya.
Tren berlanjut di pasar tenaga kerja, di mana responden melaporkan penolakan karena nama keluarga dan latar belakang. Mereka juga menghadapi pertanyaan yang sama sekali tidak relevan dalam wawancara kerja.