Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir
REPUBLIKA.CO.ID, Ketika bangsa China ingin hidup aman, mereka membangun tembok yang sangat besar dan kokoh. Mereka yakin tidak akan ada yang mampu menerobosnya.
Tapi dalam seratus tahun pertama setelah tembok besar itu dibangun, sudah tiga kali China diserang. Uniknya, setiap kali musuh menyerang, mereka tidak perlu susah payah memanjat atau melubangi tembok besar itu. Mereka hanya perlu menyogok penjaga lalu masuk tanpa perlawanan yang berarti.
Bangsa China terlalu sibuk membangun tembok tapi lupa ‘membangun’ penjaga tembok.
Seorang orientalis mengatakan, “Kalau Anda ingin menghancurkan sebuah peradaban maka lakukan tiga hal ini yaitu hancurkan keluarga, hancurkan pendidikan, dan hancurkan keteladanan.
Untuk menghancurkan keluarga, Anda harus melenyapkan peran ibu. Buat para ibu merasa malu disebut ‘ibu rumah tangga’.
Untuk menghancurkan pendidikan, Anda harus menyingkirkan peran guru. Buat mereka tidak punya harga diri dan rendahkan martabat mereka sehingga murid-murid mereka pun tidak lagi menghargai mereka.
Untuk menghancurkan keteladanan, Anda harus menyingkirkan peran ulama. Tuding mereka dengan berbagai hal, ragukan kredibilitas mereka dan buat mereka tidak punya nilai di tengah masyarakat sehingga tak seorang pun yang akan mendengar nasehat mereka apalagi menjadikan mereka teladan.
Kalau peran ibu sudah hilang, peran guru juga tersingkir, dan keteladanan sudah tidak ada, maka tidak ada lagi yang akan mendidik generasi. Saat itulah sebuah peradaban tinggal menunggu hari.”
(Tulisan ini disandarkan kepada Dr Musthafa Mahmud dalam bukunya Qiraat lil Mustaqbal “Pembacaan Masa Depan”. Tapi setelah saya cek, saya tidak menemukan tulisan ini di dalamnya.
Namun demikian, substansi tulisan ini sangat bagus sebagai bahan perenungan tentang pentingnya pembangunan jiwa, mental dan karakter sebelum pembangunan gedung, infrastruktur dan sebagainya).
اللهم ثبتنا ...