REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menjelaskan alasan mengapa Kalimatan Timur dipilih sebagai salah satu lokasi digelarnya rangkaian peringatan Harlah ke-96 NU. Pada 31 Januari lalu, dilaksanakan pengukuhan PBNU di Balikpapan Kalimantan Timur, sebagai satu rangkaian Harlah NU.
"Balikpapan kita pilih karena kita tahu Presiden dengan dukungan sebagian besar dari stakeholder bangsa ini, ingin membangun satu ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur," kata dia dalam sambutan peringatan Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo, NTT, yang ditayangkan secara virtual di kanal youtube TVNU, Sabtu (5/2/2022).
Gus Yahya begitu akrab disapa menyebutkan, nama yang dipilih untuk ibu kota negara yang baru itu ikonik. "Gagasan tentang ibu kota negara yang baru ini yang kemudian telah diputuskan bernama kota Nusantara, ini sangat ikonik. Ini mencerminkan visi untuk membangun masa depan," paparnya.
Karena itu, Gus Yahya mengatakan, penting bagi NU hadir di Kalimantan Timur dan di ibu kota negara yang baru ini. Untuk membangun peradaban, harus dimulai dengan semangat ikut serta membangun masa depan dan NU ingin menjadi bagian dari pembangunan ibu kota negara yang baru.
"NU ingin menghidupi semangat untuk ikut serta membangun peradaban. Kita tidak mau terjebak dalam luka-luka masa lalu. Kita tidak mau terjebak dalam mimpi-mimpi kejayaan masa lalu," katanya.
"Kita ingin membangun masa depan sesuai cita-cita yang kita kembangkan, karena kecintaan kita kepada generasi-generasi penerus yang akan datang. Jadi Balikpapan ini mewakili semangat NU untuk menjemput masa depan," ujar dia.
Dia menambahkan, NU didirikan dengan mandat dan visi untuk merintis peradaban baru. Inilah sebabnya juga Muktamar ke-34 NU yang digelar akhir tahun lalu itu mengusung kemandirian dalam berkhidmat untuk peradaban.