Sebanyak 65 negara disebut telah diwakili dalam daftar itu, dari 100 perusahaan yang dipilih untuk 2022. Di antaranya, 43 berbasis di Amerika Serikat. “Dalam banyak hal, penting untuk memikirkan kota-kota tempat perusahaan-perusahaan ini berada, daripada negara-negaranya,” kata Craun.
Ia mencontohkan New York, yang dengan jelas dianggap sebagai kota penting di dunia Islam karena beberapa alasan. Di antaranya populasi internasionalnya, kepentingan keuangan global, serta rumah bagi markas besar PBB.
Daftar tahun ini juga disebut beragam secara geografis di Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan tidak hanya muncul di sarang startup tradisional New York City dan Silicon Valley, tetapi juga lokasi yang lebih tak terduga seperti Puerto Rico.
Amerika Serikat merupakan target pasar bagi banyak perusahaan rintisan internasional yang disebutkan dalam laporan tersebut.
Contoh yang menarik datang dari pensiunan atlet UFC Khabib Nurmagomedov, yang berencana meluncurkan serangkaian sasana bela diri campuran di Amerika Serikat, sekaligus investor di perusahaan fintech Islam Wahid Invest yang berbasis di AS.
Jumlah perusahaan fintech dalam daftar tersebut telah meningkat selama bertahun-tahun, sejalan dengan industri fintech yang lebih luas.