Selama di pengungsian, seorang ibu berusia 38 tahun itu berusaha untuk menenangkan anak bungsunya yang lapar. Mereka mengungsi tiba-tiba sehingga tidak ada roti, air, atau gula.
“Pertempuran di dalam dan di sekitar penjara sejak Kamis telah menewaskan 181 orang, termasuk 124 jihadis ISIS, 50 pejuang Kurdi dan tujuh warga sipil,” menurut Observatorium.
Namun, jumlah korban tewas itu bisa meningkat, karena pasukan Kurdi dan layanan medis baru mendapatkan akses ke semua bagian penjara setelah berakhirnya serangan.
Pasukan ISIS menyerah setelah pasukan Kurdi memotong makanan dan air ke penjara selama dua hari, untuk menekan para jihadis agar menyerahkan diri.
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan, seorang jihadis ISIS Suriah telah bernegosiasi dengan pasukan Kurdi untuk mengakhiri kebuntuan dan mengamankan perawatan medis bagi para jihadis yang terluka.
Sejak Senin, pasukan Kurdi telah membebaskan setidaknya 32 staf penjara, beberapa di antaranya muncul dalam rekaman video yang dibagikan ISIS di media sosial setelah melancarkan serangan.
Masalah internasional
Gweiran adalah penjara dengan jumlah tersangka anggota ISIS terbesar di Suriah. Menurut pihak berwenang Kurdi, lebih dari 50 negara diwakili di penjara yang dikelola Kurdi yang menahan lebih dari 12 ribu tersangka ISIS.
Pemerintah Kurdi telah lama memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk menahan, apalagi mengadili, semua pejuang ISIS yang ditangkap dalam operasi bertahun-tahun.
"Masalah ini adalah masalah internasional, kita tidak bisa menghadapinya sendirian." kata pejabat tinggi kebijakan luar negeri pemerintah, Abdulkarim Omar.
Dia meminta masyarakat internasional untuk mendukung pemerintahan otonom untuk meningkatkan keamanan dan kondisi kemanusiaan bagi narapidana di pusat-pusat penahanan dan bagi mereka yang berada di kamp-kamp yang penuh sesak.
Kurdi hingga pengamat Barat, telah memperingatkan bahwa pembobolan penjara merupakan peringatan untuk semuanya.
Sumber: ahram