Ahad 16 Jan 2022 05:59 WIB

Mualaf Meryem Chin, Ikrar Syahadat Disambut Adzan Menggetarkan

Mualaf Mualaf Meryem Chin tertegun dengan Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Meryem  Chin. Mualaf Mualaf Meryem Chin tertegun dengan Alquran
Foto:

Meryem pun menemukan, konsep ketuhanan dalam Islam sangat logis. Hal itu agak bertolak belakang dengan teologi yang selama ini diajarkan kepadanya.

Lebih terkejut lagi dirinya saat S menyarankannya untuk membaca lagi kandungan kitab agamanya saat itu. Ternyata, Nabi Isa menyuruh umatnya untuk menyembah Allah SWT. Akhirnya, dia berkeyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Mahakuasa.

Bersyahadat

Walaupun sudah meyakini tauhid dengan sepenuh hati, Meryem waktu itu belum berani menjadi seorang Muslimah. Dia khawatir bila keluarga dan kerabat memprotesnya apabila sampai keluar dari agama lama.

Pada titik ini, dia sebatas menyatakan diri sebagai seorang penganut monoteisme. Pada suatu hari, Meryem sedang berjalan dengan S di kawasan Orchard. Lalu, mereka lewat di depan sebuah masjid. 

Kebetulan, di antara poster-poster yang terpampang pada papan di sana menampilkan topik tentang Nabi Isa. Salah satunya mengangkat tema, siapa Yesus bagi umat Islam. Terus terang, saya tidak tahu mengapa saya tidak mengajukan pertanyaan semacam itu sebelumnya. Bukankah akan lebih mudah? kenangnya. 

Dia membaca tulisan tersebut yang menjelaskan betapa pentingnya sosok Nabi Isa dalam ajaran Islam. Kaum Muslimin mencintai dan menghormati Nabi Isa sebagai seorang utusan Allah, sama seperti Nabi Muhammad SAW. Keduanya pun mengajarkan risalah yang sama, yakni manusia agar menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Beberapa hari kemudian, Meryem membuka lagi kitab terjemahan Alquran. Dia terus membaca hingga sampai pada sebuah surah yang membuatnya tertegun. Nama surah itu ialah Maryam, ibunda Nabi Isa AS. Ini menunjukkan, betapa mulia kedudukan Nabi Isa dan Maryam dalam ajaran Islam.

Setelah itu, tidak ada yang lebih diingin kannya selain berislam. Maka, perempuan ini mencari informasi lebih lanjut. Dia lalu menemukan, ada sebuah pusat keislaman di Singapura, yakni Darul Arqam. Para imam di sana dapat membimbing siapa pun yang hendak resmi menjadi seorang Muslim. Bahkan, mereka memperbolehkan khalayak umum untuk datang, sekadar mengenal Islam lebih dekat.

Tepat pada 19 Oktober 2013, wanita berdarah Tionghoa itu mengucapkan dua kalimat syahadat untuk pertama kalinya. Prosesi tersebut dilakukan di Masjid Islamic Centre Darul Arqam dengan disak sikan seorang ulama dan sejumlah jamaah.

"Saya ingat ketika saya mengucapkannya, azan Maghrib terdengar di belakang. Itu mungkin waktunya tepat saja. Namun, bagi saya, kumandang azan itu adalah cara Allah untuk menyambut saya di awal perjalanan ini. Perjalanan saya untuk selalu takwa kepada-Nya, tutur dia.

 

Sejak memeluk Islam, dia meninggalkan sebutan Christina dan memilih nama baru: Meryem. Ini tentunya selaras dengan nama perempuan mulia yang disebutkan dalam Alquran. Dia berharap, dirinya dapat meneladan Siti Maryam, ibunda Nabi Isa AS, khususnya dalam aspek-aspek kesabaran dan ketakwaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement