Ahad 09 Jan 2022 06:31 WIB

Beberapa Catatan tentang Media Cetak Muhammadiyah di Era 1930-an

Beberapa cabang dan grup (ranting) Muhammadiyah juga menerbitkan media cetak.

Beberapa Catatan tentang Media Cetak Muhammadiyah di Era 1930-an. Iklan pemuatan ucapan halal bihalal di majalah Suara Muhammadiyah pada 1926.
Foto:

Ada beberapa elemen penting yang harus tercermin dalam surat kabar baru tersebut, yakni berdasarkan Islam, memiliki tujuan untuk membela kebenaran dan memberikan penerangan pada kaum Muslim Hindia Belanda pada umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya, dan memberikan ruang untuk berita mengenai golongan-golongan lain ataupun peristiwa-peristiwa di luar Muhammadiyah. Tempat terbitnya ditetapkan di Solo. Adapun surat kabar dimaksud diberi nama Adil.

Ketika meninjau kembali pandangan Muhammadiyah terhadap kemajuan literasi di kalangan pribumi pada 1930an, akan tampak bahwa penyebaran agama Islam, diseminasi ilmu pengetahuan dan pembentukan opini publik merupakan faktor-faktor penting dalam geerakan Muhammadiyah. Media yang dibayangkan Muhammadiyah akan diisi oleh warga Muhammadiyah juga mencakup ruang-ruang yang sangat luas dan tidak hanya untuk kepentingan organisasi saja.

Sebagaimana bisa dilihat di atas, Muhammadiyah mendorong agar cabang dan ranting punya media masing-masing, agar ada media cetak harian untuk urusan sekolah Muhammadiyah, dan agar ada suatu media untuk umum yang dikelola oleh warga Muhammadiyah. Ringkasnya, cita-cita besar literasi Muhammadiyah adalah supaya semua ruang yang berkenaan dengan peningkatan literasi publik diisi oleh warga Muhammadiyah, mulai dari di tingkat paling awal, dalam hal ini sekolah, lalu ke jenjang ranting (kabupaten dan ke bawahnya), cabang (provinsi), hingga ke level nasional dan masyarakat umum.

Sebagaimana diketahui, tidak semuanya dapat terwujud, namun eksistensi ide besar itu sendiri sudah mengirimkan pesan kuat tentang arti penting media massa dan diseminasi informasi dalam gerakan Muhammadiyah di masa silam. Media-media Muhammadiyah ini adalah sumber primer yang berharga untuk melihat bagaimana warga Muhammadiyah di berbagai level dan wilayah mempersepsi dirinya, Muhammadiyah, agama Islam, kesadaran kebangsaan yang baru lahir, serta modernitas, unsur-unsur yang pada hakikatnya masih mendefinisikan apa itu Muhammadiyah dewasa ini.

Sumber: Majalah SM Edisi 24 Tahun 2020

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement