REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kota Kandahar di selatan Afghanistan menderita kekeringan terparah sepekan yang lalu. Namun kini situasinya berubah setelah ribuan orang Afghanistan berkumpul untuk melaksanakan sholat khusus meminta hujan atau disebut sholat istisqa.
Selama dua hari ini, hujan telah mengguyur wilayah tersebut. Dilansir di 5 Pillars UK, Jumat (7/1), departemen meteorologi memperkirakan hujan akan turun selama sepekan. Pada 25 Desember 2021, Kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan Kandahar Hafiz Saidullah mengatakan kepada media bahwa puluhan ribu orang dari kota dan desa telah bergabung untuk melaksanakan sholat Istisqa. Pelaksanaan sholat tersebut diselenggarakan oleh Imarah Islam.
Gambar dan video tentang pelaksanaan sholat Istisqa tersebut telah dibagikan secara luas di berbagai platform media sosial. Menurut seorang pejabat Imarah Islam, Pemimpin Tertinggi Hibatullah Akhundzada juga mengirim pesan dan salam kepada para peserta sholat Istisqa. Hibatullah dikatakan menyerukan agar mereka bekerja lebih keras.
Hujan yang mulai mengguyur kota-kota besar di Afghanistan itu kemudian mendapat reaksi dari warganet. Warganet menyebut hujan itu sebagai berkah Allah di waktu yang tepat.
"Kota Kandahar, Aino Mina, orang-orang datang untuk menikmati hujan ajaib yang sudah lama tidak terjadi," tulis Farhan Hotak, seorang jurnalis lepas di Kabul, dalam unggahan di Twitter.
Cicitan lain Hotak di Twitter berbunyi, "Seorang petani lokal di Lashkargah memberi tahu saya bahwa panen tahun ini terlihat menjanjikan baginya, gandum akan bagus katanya."
Pendiri dan Direktur The Legacy Institute di Amerika Serikat Hasib Noor mengunggah sebuah cicitan di Twitter disertai lampiran gambar sholat. "Ada kekeringan di Afghanistan. 1.000-an orang Afghanistan (Kandahar gambar di bawah) berkumpul untuk sholat Istisqa meminta Allah untuk hujan. Hujan mulai turun dan akan turun hujan selama sepekan. Allah Maha Besar."
Sudah menjadi umum, Muslim biasanya menggelar sholat Istisqa untuk meminta hujan selama situasi seperti kekeringan di berbagai belahan dunia. Saat ini, krisis kemanusiaan tengah membayangi di Afghanistan dan daerah itu mengalami kekeringan dan kekurangan pangan terburuk dalam beberapa dekade. Jutaan orang berada di ambang kelaparan.
Alasan utama untuk situasi ini adalah kurangnya dana di negara ini. Saat ini, lebih dari 9,5 miliar dolar aset asing Afghanistan dibekukan oleh pemerintah AS. Wakil Menteri Luar Negeri Imarah Islam Sher Mohammad Abbas Stanikzai telah memperingatkan bahwa dampak dari dana yang dibekukan adalah pada rakyat biasa Afghanistan.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya telah memperingatkan bahwa 23 juta orang menghadapi kelaparan, anak-anak yang kekurangan gizi memenuhi fasilitas kesehatan, 70 persen guru bekerja tanpa gaji dan jutaan siswa putus sekolah.
"Ketika dukungan pembangunan internasional telah membeku, layanan sosial dasar yang menjadi sandaran semua warga Afghanistan runtuh. Keluarga tidak memiliki uang tunai untuk transaksi sehari-hari, sementara komoditas utama terus meningkat," kata PBB.