Kamis 23 Dec 2021 06:49 WIB

Muktamar NU Bahas Operasi Penyesuaian Kelamin Pasien Interseks

Banyak kasus interseks diketahui ketika penderita menginjak remaja atau dewasa.

Rep: Muhyiddin/Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Muktamar NU Bahas Operasi Penyesuaian Kelamin Pasien Interseks. Sejumlah peserta muktamar (muktamirin) antre memasuki ruang sidang pleno saat Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di UIN Raden Intan, Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar NU ke-34 mengusung tema Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia.
Foto:

Seorang interseks berbeda dengan transgender. Seorang transgender terlahir hanya dengan satu jenis kelamin. Hanya saja ia merasa jenis kelamin yang dimiliki bukan jenis kelamin yang sesungguhnya.

Seorang transgender yang terlahir sebagai laki-laki akan merasa seharusnya ia memiliki jenis kelamin wanita. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga ia mungkin akan melakukan operasi untuk mengubah jenis kelaminnya. Setelah jenis kelaminnya berubah, mereka akan disebut transeksual.

“Di forum muktamar ini kita bermaksud membahas masalah interseks dalam Islam dan tentu mencarikan jalan keluar bagi pasien interseks,” jelas Kiai Sarmidi.

Kegiatan muktamar berlanjut pada Kamis dengan agenda sidang komisi. Sidang ini akan dilaksanakan lebih singkat dari muktamar sebelumnya mengingat adanya keharusan menjaga prokes.

Sidang komisi ini dijadwalkan mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Komisi Bahtsul Masail Maudhu'iyah akan melangsungkan sidang di Auditorium UIN Raden Intan Lampung, Komisi Bahtsul Masail Qanuniyah di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, dan Komisi Bahtsul Masail Waqiiyah digelar di Pondok Pesantren Darussa'adah.

Komisi Program ditempatkan di Universitas Malahayati, Komisi Organisasi di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, dan Komisi Rekomendasi di Fakultas Keguruan Universitas Lampung. Kegiatan dilanjutkan pada siang hingga sore hari dengan agenda pengesahan sidang-sidang komisi, kemudian penghitungan dan penetapan ahlul halli wal aqdi (AHWA).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement