Kamis 23 Dec 2021 06:49 WIB

Muktamar NU Bahas Operasi Penyesuaian Kelamin Pasien Interseks

Banyak kasus interseks diketahui ketika penderita menginjak remaja atau dewasa.

Rep: Muhyiddin/Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Muktamar NU Bahas Operasi Penyesuaian Kelamin Pasien Interseks. Sejumlah peserta muktamar (muktamirin) antre memasuki ruang sidang pleno saat Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di UIN Raden Intan, Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar NU ke-34 mengusung tema Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia.
Foto:

Banyak kasus interseks diketahui ketika penderita menginjak remaja atau dewasa karena tanda-tanda jenis kelamin seseorang pada masa itu semakin jelas. Seseorang sejak bayi hingga remaja diperlakukan sebagai wanita karena penis atau testisnya tidak kelihatan. Namun, ternyata sampai dewasa ia tidak mengalami menstruasi dan setelah diteliti ternyata tidak punya rahim.

“Masalah ini diangkat dalam Muktamar NU menyusul peningkatan jumlah pengidap ketidakjelasan kelamin atau interseksual dari tahun ke tahun,” kata Kiai Sarmidi.

Penelitian dosen pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, pakar histologi dan peneliti kerancuan kelamin, Prof Sultana MH Faradz menyebutkan jumlah kasus yang tidak atau belum dilaporkan mungkin jauh lebih banyak karena banyak orang yang mengalami gangguan ini merasa malu. Hingga sekarang prevalensinya belum terlalu jelas.

Penelitian yang dilansir pada 2013 ini menyebutkan sejak 2004 Prof Sultana sudah menangani sekitar 700 orang penderita interseksual. Sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sedangkan orang dengan gejala interseksual dari kalangan menengah ke atas memilih berobat ke luar negeri.

Adapun penanganan medis hanya dibutuhkan jika orang yang terlahir sebagai interseks memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi tersebut, seperti memiliki rahim tetapi tidak ada bukaan rahim, sulit mengeluarkan urine, atau mengalami siklus menstruasi tetapi darah tidak keluar dari tubuh.

Prosedur medis seperti operasi kelamin dapat dilakukan untuk membuat alat kelamin tampak seperti kelamin laki-laki atau perempuan. Namun, hal tersebut tidak dianjurkan atau diperlukan sampai orang yang terlahir sebagai interseks cukup dewasa untuk membuat keputusan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement