Rabu 22 Dec 2021 19:17 WIB

Redam Suasana Panas Muktamar NU, Peserta Bershalawat

Peserta bershalawat saat pembahasan tatib muktamar NU.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Redam Suasana Panas Muktamar NU, Peserta Bershalawat. Foto ilustrasi: Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darussa’adah, Celikah, Gn. Sugih, Seputih Jaya, Lampung Tengah, Rabu (22/12).
Foto: Fauziah Mursid / Republika
Redam Suasana Panas Muktamar NU, Peserta Bershalawat. Foto ilustrasi: Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darussa’adah, Celikah, Gn. Sugih, Seputih Jaya, Lampung Tengah, Rabu (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Ratusan peserta Muktamar NU ke-34 mengikuti sidang pleno I di Gedung Serbaguna Universitas Islam Negeri Raden Intan, Kota Bandar Lampung, Rabu (22/12) sore. Belum lama dimulai, sidang yang membahas Tata Tertib (Tatib) Muktamar ini langsung "panas". 

Berdasarkan pantauan Republika para peserta muktamar atau muktamirin banyak yang melakukan interupsi. Sidang ini dipimpin oleh Ketua SC Muktamar NU, Muhammad Nuh. Ia didampingi Asrorun Ni’am Sholeh sebagai sekretaris sidang. 

Baca Juga

Dalam perjalanan sidang saat membahas pasal per pasal, ketegangan antar peserta dan pimpinan sidang terjadi. Perdebatan bermula saat pimpinan sidang menanyakan persetujuan untuk Pasal 3 tentang kuorum di Tata Tertib, yang berbunyi:

1. Muktamar dianggap sah penyelenggaraannya jika dihadiri sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pengurus wilayah, pengurus cabang, pengurus cabang istimewa NU yang sah.

2. Pengurus wilayah, pengurus cabang dan pengurus cabang istimewa yang sah ditetapkan dalam surat keputusan pengurus besar Nahdlatul Ulama.

Bunyi pasal tersebut dipertanyakan oleh peserta muktamar asal Gorontalo. Ia menilai pasal tersebut harus dibahas secara serius. Karena, sulit untuk menetapkan pengurus yang sah dan tidak. 

“Bagaimana menentukan yang sah dan tidak, ada di Gorontalo sudah musyawarah cabang tapi tidak dapat SK, bacakan saja semua yang hadir,” ujar Muktamirin asal Gorontalo ini dengan nada tinggi. 

Akhirnya, situasi ruang sidang pun menjadi panas. Banyak muktamirin yang kemudian maju ke depan. Namun, para peserta kemudian banyak yang melantunkan sholawat untuk meredakan suasana.

“Lanjut saja sholawatnya, ayo tenangkan hati kita,” ujar Nuh mencoba menengkan suasana.

Ketegangan pun akhirnya hanya berlangsung sebentar. Seusai sholawat, seluruh muktamirin kembali ke kursinya masing-masing untuk mengikuti sidang. Sampai saat ini sidang pleno pembahasan Tatib Muktamar masih berlangsung.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU ) Kayong Utara, Nazril Hijar mengaku sudah tiga kali mengikuti Muktamar NU, termasuk pada Muktamar NU ke-33 di Jombang. Jika dibandingkan Muktamar Jombang, kata dia, Muktamar kali justru lebih panas. 

"Kalau awal-awalnya panasan ini dari Muktamar Jombang. Tadi pasal 3 aja udah panas," ujar Nazril saat berbincang dengan Republika usai sidang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement