Senin 15 Nov 2021 09:32 WIB

Toleransi Kepuluan Aru dan Peran Sang ‘Trio Macan’ 

Toleransi dan kerukunan Kepulauan Aru terjaga dengan kekeluargaan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Toleransi dan kerukunan Kepulauan Aru terjaga dengan kekeluargaan. Ilustrasi kerukunan
Foto:

Dia menegaskan, kerukunan antarumat beragama di Kepulauan Aru bukan sekadar formalitas. Kerukunan dalam kehidupan umat beragama benar-benar telah menyatu dengan masyarakat di sini. Hal ini tampak dari kebersamaan yang terjadi dalam setiap kegiatan keagamaan.

Infrastruktur 

Kepulauan Aru terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, sebagian pulau sudah berpenghuni. Transportasi laut menjadi moda transportasi utama di sana, namun infrastrukturnya dinilai belum memadai. 

Kiai Elwahan menyampaikan bahwa masyarakat Kepulauan Aru sangat membutuhkan infrastruktur berupa transportasi laut. Dia berharap pemerintah pusat bisa membangun sarana transportasi laut yang baik, agar tokoh agama bisa lebih sering mengunjungi masyarakat di pulau-pulau. 

"Sehingga pesan-pesan dari pemerintah pusat dan MUI pusat bisa kita sebarkan ke masyarakat di berbagai kepulauan di Aru," jelasnya. 

Di samping itu, MUI Kepulauan Aru membutuhkan pembinaan dari MUI pusat lewat MUI provinsi. Misalnya pembinaan berupa arahan dan fatwa untuk disampaikan ke masjid-masjid dan umat Islam. Sehingga pesan dan arahan dari MUI pusat bisa lebih tersampaikan kepada umat Islam di Kepulauan Aru.

Baca juga: 4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili 

Dalam pandangan Pastor Tino, Kepulauan Aru butuh dukungan untuk melestarikan kebudayaan, tidak sekadar tampilan ekspresi kebudayaan lewat tarian, lagu atau adat istiadat. "Tapi kita butuh infrastruktur yang memungkinkan masyarakat menyatu dengan kebudayaan itu sendiri," ujarnya, 

Menurutnya, anggaran pemerintah daerah sangat terbatas, maka berharap dukungan pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur yang berkaitan dengan kebudayaan dan potensi wilayah. Sebagaimana diketahui Kepulauan Aru terdiri dari banyak pulau, sementara ongkos transportasi laut masih tergolong mahal. Untuk itu, berharap pemerintah pusat memperhatikan kebutuhan masyarakat kepulauan di sini. 

Baca juga: Nasihat KH Mashum Sufyan Supaya Tiru Filosofi Beras

 

"Kepulauan Aru juga berada di perbatasan negara, selama ini belum dikembangkan secara baik terutama yang berkaitan dengan hasil produksi ikan yang sangat besar di sini, saya berharap pemerintah pusat memperhatikan potensinya dan membangun infrastrukturnya," jelas Pastor Tino. 

Pastor Tino menambahkan, pahlawan Yosaphat Soedarso gugur di Laut Aru. Dia berharap pemerintah membangun monumen pahlawan Yosaphat Soedarso untuk mengingatkan publik bahwa di sini pernah ada pahlawan yang membela NKRI. 

 

"Kita mau ada monumen yang bisa mengingatkan kita, hadir sosok pahlawan yang membela NKRI di sini, siapa tahu presiden bisa satu kali datang ke sini untuk menabur bunga di laut kita tempat Yosaphat Soedarso gugur," kata Pastor Tino.        

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement