REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Sebuah pengadilan yang dikendalikan milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran menghukum seorang model Yaman Entisar al-Hammadi (20 tahun) lima tahun penjara pada Ahad (7/11), setelah dia ditahan selama delapan bulan.
Dilansir di Al Arabiya, Senin (8/11), yang mengutip sumber-sumber hukum Yaman, Entisar dan seorang temannya dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Sanaa Barat. Pasangan itu ditahan dalam perjalanan ke sesi foto pada 20 Februari.
Dua wanita lainnya ditangkap di sebuah apartemen di Sanaa dan didakwa dengan prostitusi. Keduanya dijatuhi hukuman penjara masing-masing selama tiga tahun dan satu tahun.
Dari laporan BBC, pengacara Al-Hammadi dilaporkan mengklaim dia dilecehkan secara fisik dan verbal oleh interogator. Dia disebut menjadi sasaran penghinaan rasialis, dipaksa menandatangani dokumen sambil ditutup matanya, dan diancam dengan tes keperawanan oleh jaksa.
Human Rights Watch (HRW) menyatakan dalam laporan sebelumnya bahwa Houthi yang didukung Iran sedang mengadili al-Hammadi secara tidak adil. Pada Mei, organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyatakan dia dipaksa mengakui beberapa kejahatan. Hal ini termasuk kepemilikan narkoba dan prostitusi.
Lahir dari ayah Yaman dan ibu Ethiopia, wanita muda itu bekerja sebagai model selama empat tahun dan berakting dalam dua serial televisi Yaman pada 2020. Pada saat penahanannya, anggota keluarganya mengatakan kepada HRW dia adalah satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya yang terdiri dari empat orang. Ini termasuk ayahnya yang buta dan saudara laki-lakinya yang memiliki cacat fisik.
Menurut laporan 2020 oleh United Nations Population Fund, tingkat kekerasan terhadap perempuan di Yaman tinggi. Lebih dari 2,6 juta anak perempuan dan perempuan menjadi korban kekerasan. Adapun Milisi Houthi telah berperang melawan pemerintah yang diakui secara internasional semenjak 2015.