Meskipun dia telah mengetahui keberadaan The Muslim House selama bertahun-tahun, Littlejohn mengatakan dia tidak pernah sempat mengunjunginya sampai dia menjadi sukarelawan di sebuah tempat pemberian makanan gratis. "Saya pikir kami membagikan makanan dan saya berpikir, 'Wow, tempat ini benar-benar tentang komunitas.' Saya berorientasi pada komunitas jadi itulah yang saya suka lakukan dan saya sudah di sini sejak itu. Dan imam adalah teman saya sekarang, dia adalah sahabat saya," kata Littlejohn.
Ia mengatakan, penekanan yang diberikan rumah tersebut pada komunitas telah membuatnya menjadi "suar cahaya." Bukan hanya untuk komunitas Muslim tetapi untuk area sekitar rumah itu sendiri.
"Semua orang di sekitar area ini, mereka mengenal kami. Meskipun kita semua adalah individu, mereka mengenal kita sebagai sebuah kolektif. Mereka tahu kami ingin membantu. Anda butuh air? Ini dia. Anda butuh satu dolar? Ini dia. Apakah Anda membagikan makanan? Ya. Itu sekadar suar cahaya di mana tidak ada banyak cahaya," kata Littlejohn.
Meskipun tidak sebesar atau menonjol seperti masjid atau organisasi Muslim lain yang bermunculan di Flint sejak 90-an, Littlejohn mengatakan The Muslim House masih menjadi landmark dan tempat yang aman tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi siapa saja di komunitas yang membutuhkan.
"Kami mencintai orang-orang di sekitar sini. Beberapa dari orang-orang ini adalah sepupu, bibi, dan paman kami dan hanya ada sistem dari rasa hormat dan kasih sayang yang diterapkan di sini dan itu terus berlangsung," kata Littlejohn.
https://flintbeat.com/the-muslim-house-offers-glimpse-into-islams-history-in-flint/