REPUBLIKA.CO.ID, – Pernahkah terpikirkan mengapa mengucap dzikir itu perlu diulang berkali-kali? Dan mengapa pula Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk memuji-Nya dalam bertasbih berkali-kali pula?
Dilansir di Masrawy, Kamis (30/9), Sekretaris Fatwa di Darul Ifta Mesir, Syekh Muhammad Wissam, menjelaskan hikmah di balik jumlah dzikir dan juga bertasbih kepada Allah SWT. Di sisi lain, beliau juga menjelaskan mengenai hukum syariat dari dzikir serta bilangannya itu.
Syekh Wissam mengatakan bahwa bertasbih merupakan salah satu jenis dzikir yang diperintahkan Allah SWT, hal ini sebagaimana termaktub dalam Surat Al Ahzab ayat 41, Dia berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا “Ya ayyuhalladzina aamanu-dzkuruullaha dzikran katsiran.” Yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikir lah (dengan menyebut nama) Allah (dengan) dzikir yang sebanyak-banyaknya.”
Beliau menjelaskan mengenai hikmah bertasbih dan berdzikir dalam ayat tersebut. Menurutnya, Allah adalah Dzat yang tanpa satu pun kekurangan.
Dia Sang Pencipta kesempurnaan dan sumber cahaya, dan karena itulah segala pujian dalam dzikir dan tasbih memang sudah selayaknya dilekatkan kepada Allah SWT.
Demikian juga Syekh Wissam menjelaskan bahwa sesungguhnya wahyu hanya diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Sehingga ketika umat Islam belajar bagaimana mengagungkan Allah dalam shalat, Nabi mengajari umat Islam untuk bertasbih memuji Allah sebanyak 33 kali.
Dan ketika kita bertasbih sebanyak 33 kali dan kemudian jumlahnya bertambah sebanyak 33 kali ataupun 34 kali, hal ini menekankan bahwa angka tersebut memiliki rahasia di dalamnya.
Karena itu, Nabi SAW ketika mengatakan itu, beliau berbicara tentang Allah Yang Maha-Esa. Untuk itulah, sunnah Nabi SAW yang demikian lebih utama untuk diikuti. Dijelaskan bahwa angka tersebut berbeda dengan pujian yang mutlak.
Syekh Wissam berkata bahwa bertasbilah sesuka kalian, kapan saja, dalam waktu-waktu yang panjang, namun tetap dalam pakem sunnah.
Syekh Wissam menjelaskan bahwa Nabi SAW diwahyukan kepadanya dan Allah SWT menjadikan angka-angka tersebut sebuah rahasia penciptaan.
Dan jika seorang hamba mengucapkannya, maka dia telah akan mendapati kecukupan atas ketaatannya pada Rasulullah SAW. Meskipun apa yang dia ikuti tidak sampai dalam bayangannya.
Sumber: masrawy