REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi, berharap masjid di Brussel yang diinisiasi diaspora Muslim Indonesia di Belgia dapat menampilkan wajah Islam damai. Tidak dimungkiri bahwa kebencian dan Islamofobia masih tinggi di masyarakat Barat.
“Seperti diketahui kita semua, bahwa Islamofobia di Eropa sangat tinggi,” kata Andri saat memberikan sambutan penggalangan dana “Dari Kita Untuk Belgia, Silaturahim Diaspora Muslim Dunia Dalam Rangka Fundraising Masjid Belgia.”
Andri berharap masjid ini bisa menampilkan wajah Islam yang damai bagi seluruh umat manusia di Belgia khususnya. Bahkan masjid ini bisa diminati orang-orang di luar Islam untuk belajar tentang agama Islam.
“Harapan saya semoga Nusantara Culture ini bisa menampilkan wajah Islam yang rahamtan lil alamin. Bisa menjadi cerminan Islam yang toleran dan damai bahkan jika boleh bermimpi masjid ini bisa menjadi sumber bagi non Muslim untuk belajar dan memahami Islam dengan baik,” katanya.
Untuk itu Andri Hadi mengajak, agar, teman-teman dan jamaah NU tidak lelah, terus selalu menyisihkan waktu dan tenaga untuk sama-sama meramaikan masjid ini. Artinya masjid ini tidak hanya sebagai tempat sholat lima waktu saja, akan tetapi sebagai pusat kegiatan keislaman, pendidikan, dan kebudayaan.
“Sesuai cita-cita bersama untuk menjadikan masjid ini sebagai centra kegiatan keislaman, pendidikan, sosial kebudaya bagi diaspora Muslim di Indonesia di Belgia,” katanya.
Andri mengaku, akhir-akhir ini KBRI sangat intens sekali bersinergi dengan semua WNI dalam setiap kegiatan kebudayaan, keagamaan, dan ekonomi. Pada kesempatan ini Andri menyampaikan penghargaan atas semangat aktivis NU di Belgia dalam menghidupkan suasana keagamaan melalui pendirian masjid di Belgia.
“Khusus kami sampaikan penghargaan tinggi kepada bapak ibu pengurus dan anggota PCI NU Belgia,” katanya.
Andri menegaskan, bahwa masjid di Burssels ini merupakan milik semua umat Islam khususnya WNI di Belgia. Seperti diketahui warga NU di Belgia dan di Tanah Air menjadi inisiator pendiri masjid ini.
“Tanpa upaya gigih tokoh NU dan masyarakat di Tanah Air yang bahu membahu, mengumpulkan dana, saya yakin impian memiliki masjid Indonesia di Belgia ini mungkin tinggal impian belaka,” katanya.
Andri mengaku bangga dengan semangat para inisiator, agar masjid yang telah didirikan ini memiliki kegiatan ibadah. Tentunya dalam pemanfaat masjid untuk kegiatan ibadah perlu bantuan dana dari semua pihak.
“Apresiasi dan rasa bangga dan terus menerus tanpa henti dari teman-teman semua untuk operasional dan pemanfaatan masjid ini. Namun untuk oprasionalisasinya masih memerlukan bantuan kita semua,” katanya.