Rabu 22 Sep 2021 12:59 WIB

Aparat Didesak Ungkap Dalang Penyerangan para Dai

DDII telah menempatkan ribuan dai di seluruh pelosok Indonesia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Aparat Didesak Ungkap Dalang Penyerangan para Dai. Ilustrasi Dai
Foto: Foto : MgRol112
Aparat Didesak Ungkap Dalang Penyerangan para Dai. Ilustrasi Dai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Penempatan dan Pembinaan Dai Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Misbahul Anam menyampaikan kekerasan dan pembunuhan para dai penyeru jalan kebaikan nampaknya makin menjadi. Belum hilang dari ingatan peristiwa penusukan kepada Syekh Ali Jaber di Lampung pada 2020, kini kejadian yang lebih tragis terjadi kembali menimpa para dai.

Ustadz Misbahul mengatakan Ustadz Arman ditembak di depan rumahnya selepas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah pada Ahad (19/9). Ustadz Abu Syahid Chanigo juga mengalami penyerangan pada Senin (20/9) saat menyampaikan ceramah di depan jamaah pengajian.

Baca Juga

Untuk itu, dia mengutuk dengan keras pelaku dan dalang di balik peristiwa penyerangan dai ini. "Saya tak habis pikir, peristiwa kekerasan semacam ini secara berkala terus berulang. Seperti ada pola yang sama atau sistemik sehingga terindikasi kuat didalangi pihak tertentu. Saya mendesak pihak berwajib tidak main-main dengan peristiwa semacam ini," kata Ustadz Misbahul melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (22/9).

Ia mengaku khawatir jika nanti peristiwa ini terjadi lagi dan pihak berwajib lalai mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Maka akan berujung masalah yang tidak diinginkan bersama.

Ia menerangkan, seperti diketahui, DDII semenjak berdiri 1967 telah menempatkan ribuan dai di seluruh pelosok Indonesia untuk membina iman dan akhlak kaum Muslimin untuk menjadi Muslim yang baik. "Kekerasan yang terjadi ini membuat kami mengirim sinyal siaga satu kepada ribuan dai untuk bersiap siaga terhadap segala kemungkinan, kami tidak mau kecolongan," ujarnya.

Ustadz Misbahul juga telah meminta secara khusus kepada bidang yang mengurus dai di DDII untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Salah satunya dengan menghubungi aparat setempat jika dirasa ada hal-hal yang mencurigakan saat melaksanakan tugas mereka membina masyarakat di lapangan.

"Para dai kami selama ini selalu bermitra dengan pejabat dan aparat terkait di dalam melaksanakan tugas-tugas dakwahnya, oleh sebab itu kami meminta dengan serius agar Kapolri dan Panglima TNI menginstruksikan secara khusus para aparat di bawahnya untuk melindungi kerja dakwah dai kami di lapangan," kata Ustadz Misbahul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement