REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang penceramah yang viral di Tiktok, Mama Ghufron tengah menjadi sorotan publik Indonesia. Pasalnya, dalam ceramah-ceramahnya, Mama Ghufron kerap mengundang kontroversi. Bahkan, ia mengaku bisa membuat air zam-zam, serta bisa berbicara dengan semut.
Tidak hanya itu, masih banyak pernyataan Mama Ghufron lainnya yang kontroversial. Setidaknya ada lima pernyataan Mama Ghufron yang mendapat sorotan. Pertama, yaitu pernah mengatakan mendapat tandangan dari Allah. Kedua, dia pernah mengaku belajar langsung kepada Allah selama 40 tahun.
Ketiga, Mama Ghufron juga pernah mengaku bisa mendatangkan malaikat jibril. Keempat, Mama Ghufron juga mengaku bisa menyuruh menunda kiamat. Kelima, bahkan dia mengaku bisa mewakili Nabi Sulaeman untuk berbicara dengan semut menggunakan bahasa Suryani.
Lalu siapa sebenarnya sosok Mama Ghufron ini?
Berbagai sumber menyebutkan bahwa nama aslinya sendiri sebenarnya adalah Iyus Sugiman. Namun, dia menggunakan nama panggung Mama Abuya Ghufron Al Bantani. Konon, nama ini diberikan setelah dia berhasil menuntaskan amalan yang diperintahkan oleh gurunya.
Gelar Al Bantani di belakang namanya sering dinisbatkan dengan salah aatu ulama besar Nusantara, Syekh Nawawi Al Bantani. Namun, cicit dari Syekh Nawawi Al Bantani, KH Majazi Banten telah menegaskan bahwa Mama Ghufron bukan keturunan dari buyutnya.
Pria yang sering ceramah memakai blankon ini lahir pada 25 Desember 1963. Ayahnya diketahui bernama H Endang Mustofa (ayah). Sedangkan ibunya Hj Suntari Putri. Iyus Sugiman adalah anak kedua dari pasangan ini.
Diketahui, saat ini Iyus Sugiman sedang memimpin Pondok Pesantren UNIQ Nusantara di di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Konon, selain menjadi pengasuh Ponpes UNIQ, Mama Ghufron juga mengelola delapan pesantren lainnya.
Sebuah sumber menyebut, Iyus Sugiman pernah belajar kepada beberapa ulama, diantaranya Abuya Mama Armin Banten, KH Abdulloh Haq Nur Cianjur, KH Abdul Karim atau Mbah Makarim dari Boyolali, dan KH Shiroj atau Mbah Shiroj Panularan Kertosuro.
Namun, ceramahnya akhir-akhir ini kerap menjadi kontroversi dan viral di media sosial. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mendorong adanya penyelesaian dalam menyikapi munculnya fenomena Mama Ghufron yang kontroversial.
“Kami terus mengupayakan, terus koordinasi dengan MUI daerah. Kami dari pusat mendorong supaya ini ada penyelesaian. Karena ini sangat menyesatkan masyarakat,“ ujar Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan, Prof Utang Ranuwijaya dalam siaran persnya, Selasa (9/7/2024) lalu.
Kemunculan Gufron menurut MUI berpotensi memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan keagamaan. Kehadirannya membuat banyak kontroversi dan narasi yang menyesatkan di berbagai media, terlebih di media sosial.
“Kalau ini tidak ditangani oleh teman-teman daerah tentu ini akan terus mempengaruhi dunia medsos dan akan memberi pengaruh yang negatif terhadap perkembangan pemahaman keagamaan,” kata Prof Utang.
Menurut Prof Utang, saat ini MUI sedang berupaya membangun koordinasi dengan MUI Kabupaten Malang dan MUI Jawa Timur untuk berkomunikasi dengan pihak terkait agar segera melakukan penyelesaian terhadap masalah tersebut.