Kamis 09 Sep 2021 20:53 WIB

Hari Humor Nasional dan Kisah Lucu dari Sosok Gus Dur 

Gus Dur merupakan sosok yang humoris namun tetap bijak

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nashih Nashrullah
Gus Dur merupakan sosok yang humoris namun tetap bijak. Ilustrasi Gus Dur
Foto:

Gus Dur, disebut Gus Mus memiliki koleksi banyak cerita humor yang mengandung sindiran-sindiran. Gus Dur sangat mempertahankan humor dan tak mau melepasnya. Itu yang disangka Gus Mus adalah hal yang membuat dia terkenang di sepanjang masa. 

Selain itu, Gus Dur yang lahir di kalangan pesantren, membuat dia kian ingin mempertahankan sifat humorisnya itu. Menurut Gus Mus, banyak kyai-kyai di pesantren yang selain memiliki kecerdasan di atas rata-rata, mereka juga sosok yang humoris.  

Tausiah, ceramah, dan nasihat para kiai biasanya penuh dengan humor. Tentu itu ada alasannya. Keadaan umat yang sudah sangat pusing dengan kehidupan rumah tangga, ekonomi, dan kerumitan hidup, membuat para kiai memahami apa tujuan para umat mendengarkan ceramahnya. 

Para umat, kata Gus Mus, mendengarkan pengajian untuk mencari setetes embun, mencari nasehat-nasehat yang meneduhkan, menenangkan, menggembirakan, menghibur kehidupan. Itulah mengapa, para kyai sangat pantang memberi nasehat yang menambah kerumitan hidup umat. 

“Humor-humor itu menjadi sesuatu yang mencerahkan. Gus Dur mengetahui persis, bila sedang berbincang topik apa, dia selalu memiliki humor tentang itu. Berbicara dengan siapa, dia selalu memiliki humor itu,” jelas Gus Mus.  

Salah satu keistimewaan Gus Dur menurut Gus Mus adalah Gus Dur tidak hanya menceritakan humor-humor yang menertawakan orang-orang “lucu”. Misalnya penguasa yang “lucu”, pemimpin yang “lucu”, anggota dewan yang “lucu”. Gus Dur bahkan mampu menertawakan dirinya sendiri dengan ikhlas.  

Dia lalu menceritakan pengalaman ketika Gus Mus menggelar pameran lukisan. Dia dan teman-temannya ingin mengundang Gus Dur yang saat itu seorang presiden untuk membuka acara tersebut. 

Ternyata, Gus Dur berkenan untuk membuka pameran lukisan dan memberikan sedikit pidato. Dalam pidatonya itu, Gus Dur berceletuk. “Sudah tahu orang tidak bisa melihat kok disuruh membuka pameran lukisan,” kata Gus Mus menirukan Gus Dur.  

Gus Mus juga menceritakan pengalaman Gus Dur yang menelepon Gus Mus ketika Gus Dur berada di Kuba. Gus Dur menyebut pidatonya diberi sambutan yang amat meriah oleh para kepala negara karena dia tepat menyampaikan pidato yang dibatasi selama lima menit saja dengan sebuah lampu. Tentu, Gus Dur mencandai kondisinya yang tak bisa melihat.  

Masih ada lagi cerita tentang Gus Dur yang rela menertawakan diri sendiri dengan ikhlas. Gus Mus pun pernah merasa tak enak kepadanya dan khawatir cerita-cerita itu dibenarkan oleh banyak pihak. Pasalnya, beberapa cerita humor Gus Dur itu memang dikarang olehnya untuk menciptakan gelak tawa di antara orang-orang yang mendengarkan karena dia ingin menertawakan dirinya sendiri.  

Gus Mus pun berucap selamat atas proklamasi Hari Humor Nasional yang disesuaikan dengan hari lahir Gus Dur. Dia berharap, semoga Hari Humor Nasional tak hanya menjadikan humor cerdas, tapi juga dapat menggembirakan dan membuat orang menjadi cerdas pula. 

 

“Mudah-mudahan kehidupan kita dengan adanya Hari Humor tidak selalu pengap, dipenuhi dengan ketegangan-ketegangan yang tidak perlu, dengan suasana gembira yang ditimbulkan humor yang cerdas,” jelas Gus Mus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement