“Sekarang saya menolak melakukan ini lagi. Menyetujui itu hanya akan menambah stereotip yang salah dan menyakiti komunitas Muslim,” kata Jobrani.
Jobrani tidak memiliki pandangan optimistis yang sama seperti Obeidallah dan Zayid terhadap perubahan persepsi publik AS tentang Muslim. “Lihat apa yang terjadi sekarang di Afghanistan. Kami dengan cepat melihat orang-orang di sebelah kanan mengkritik penarikan itu dan dengan cepat berbalik dan berkata, 'Oh, ini dia para pengungsi Afghanistan',” ucap dia.
Dia berpendapat larangan perjalanan yang menargetkan negara-negara mayoritas Muslim di bawah pemerintahan Eks presiden Donald Trump dan meningkatnya kejahatan rasial terhadap minoritas non-Muslim seperti orang Asia-Amerika selama pandemi memperlihatkan masalah yang lebih dalam. “Saya berpendapat itu tidak menjadi lebih baik. Kami orang Amerika tidak belajar dari sejarah. Sayangnya kami mengulanginya,” tambahnya.
Namun, menurut Jobrani, kekuatan komedi dan melihat komedian Muslim bisa sangat membantu dalam mematahkan stereotip. Bahkan pada tingkat dasar menunjukkan komedian dan artis Muslim tertawa yang bisa mematahkan stereotip kemarahan dengan menunjukkan mereka benar-benar memiliki selera humor.