Kamis 09 Sep 2021 20:13 WIB

Cara Komedian Muslim AS Atasi Stereotip Usai 9/11

Muslim di Amerika masih menghadapi diskriminasi dan stereotip setelah tragedi 9/11.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Cara Komedian Muslim AS Atasi Stereotip Usai 9/11. Seorang wanita melihat gambar dan pesan mencari orang hilang di dinding di Manhattan, New York, AS, 21 September 2001 ketika petugas penyelamat masih mencari lebih dari 6.000 orang di puing-puing World Trade Center (diterbitkan ulang 03 September 2021) . Pada tanggal 11 September 2001, selama serangkaian serangan teror terkoordinasi menggunakan pesawat yang dibajak, dua pesawat diterbangkan ke menara kembar World Trade Center yang menyebabkan runtuhnya kedua menara. Pesawat ketiga menargetkan Pentagon dan pesawat keempat menuju Washington, DC akhirnya menabrak sebuah lapangan. Peringatan 20 tahun serangan teroris terburuk di tanah AS akan diperingati pada 11 September 2021.
Foto:

Pada 2003, dia bergabung dengan Obeidallah mendirikan Festival Komedi Arab-Amerika New York. “Lelucon saya tidak berubah sama sekali pasca-9/11. Saya selalu bergaya bebas, saya selalu tegang dan saya selalu berbicara tentang menjadi Palestina dan Muslim,” tuturnya.

Dilansir The National News, Kamis (9/9), pada 2006, Zayid membuka pertunjukan solonya bernama Little American Whore yang ditampilkan dalam film dokumenter pada 2013, The Muslim are Coming, menampilkan komedian Muslim-Amerika melakukan stand-up di seluruh AS bagian selatan. Zayid mengungkapkan setelah tragedi 9/11 banyak hal yang ia dapat pelajari.

“Pelajaran lain yang saya harap kita semua pelajari adalah kita seharusnya tidak menyerang negara-negara yang tidak ada hubungannya dengan 9/11 dan meninggalkan banyak warga sipil yang tewas. Itu yang saya pelajari,” tambahnya.

Di Pantai Barat, tinggal Maz Jobrani (49) yang merupakan komedian Iran-Amerika. Keluarganya pindah dari Teheran ke Kalifornia ketika dia berusia enam tahun. Sebelum 9/11, dia sudah merasakan diskriminasi sebagai seorang Muslim Amerika.

Pria itu mengingat pengalamannya saat ia diintimidasi sebagai seorang anak di sekolah Los Angeles selama krisis penyanderaan Iran. Saat itu, ia berusia tujuh tahun dan selama Urusan Kontra Iran pada akhir 1980-an. Dalam memoarnya, I'm Not a Terrorist, But I've Played One on TV, Jobrani berbicara tentang stereotip Hollywood dan memainkan peran teroris dalam film 2002 bersama Chuck Norris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement