Senin 30 Aug 2021 14:44 WIB

Menteri Muslim Singapura Gembira Perawat Boleh Pakai Jilbab

Keputusan ini diharap mendorong Muslim menjadi perawat.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Muslim Singapura Gembira Perawat Boleh Pakai Jilbab. Ilustrasi
Foto:

Dalam siaran pers yang dikeluarkan Ahad (29/8), Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mengatakan kebijakan yang direvisi itu akan mempengaruhi lebih dari 7.000 staf perempuan Muslim di seluruh sektor layanan kesehatan publik. Mereka terdiri dari staf dari kelompok layanan kesehatan publik SingHealth, Grup Layanan Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Universitas Nasional, Badan Promosi Kesehatan, Otoritas Ilmu Kesehatan, Vanguard Health, dan holding Kementerian Kesehatan.

Aturan berpakaian akan didasarkan pada pedoman implementasi dan klinis yang dikembangkan oleh komite pengarah implementasi dan panel penasihat klinis yang ditunjuk Kemenkes. "Kami telah secara ekstensif melibatkan petugas kesehatan dari berbagai ras dan agama dan berkonsultasi dengan para ahli klinis dalam menyusun pedoman, dengan mempertimbangkan praktik pemakaian jilbab dalam pengaturan perawatan kesehatan di negara lain," kata wakil keamanan pengembangan dan ketua komite pengarah implementasi Depkes Singapura Benjamin Koh.

MOH menyatakan lembaga yang memutuskan mengizinkan staf mengenakan jilbab harus selaras dengan pedoman klinis sebagai bagian dari pencegahan infeksi dan praktik terbaik keselamatan kerja. Kementerian Tenaga Kerja (MOM) juga merilis pernyataan pada Ahad yang mencatat  pemberi kerja layanan kesehatan di sektor swasta didorong mengambil acuan dari kebijakan baru tersebut, meskipun tidak wajib.

Serikat Pekerja Layanan Kesehatan juga mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan rasa senang untuk lebih banyak fleksibilitas bagi perawat di sektor layanan kesehatan umum untuk mengenakan jilbab. Namun, perawat yang memilih mengenakan jilbab saat bekerja harus tetap menjunjung tinggi protokol pengendalian infeksi serta memprioritas keselamatan diri mereka sendiri dan orang di sekitar.

"Dengan mengizinkan perawat memutuskan apakah mereka ingin mengenakan jilbab, kami berharap ini akan membantu menurunkan hambatan bagi perawat Muslim yang ingin bergabung dengan sektor kesehatan, tetapi menahan diri karena pedoman saat ini tentang jilbab," kata Serikat Pekerja Layanan Kesehatan, Ahad (29/8). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement