Rabu 18 Aug 2021 23:55 WIB

Pesantren Masih Kesulitan Peroleh Vaksin

Vaksin masih sulit didapat Pesantren.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada santri di Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Bandung, Jalan Pajagalan, Kota Bandung, Rabu (11/8). Sebanyak 2.500 santri dan masyarakat umum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebagai upaya menanggulangi penyebaran Covid-19 sekaligus upaya percepatan program vaksinasi nasional untuk mempercepat herd immunity atau kekebalan kelompok.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada santri di Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Bandung, Jalan Pajagalan, Kota Bandung, Rabu (11/8). Sebanyak 2.500 santri dan masyarakat umum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebagai upaya menanggulangi penyebaran Covid-19 sekaligus upaya percepatan program vaksinasi nasional untuk mempercepat herd immunity atau kekebalan kelompok.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Wakil Presiden Ma'ruf Amin hari ini meresmikan program vaksinasi Covid-19 untuk para kiai, Kita Jaga Kyai. Wapres mengatakan, program vaksin Kita Jaga Kyai yang digelar atas kerja sama Baznas, Kementerian Agama dan MUI ini bagian dari upaya penanggulangan pandemi Covid-19.

Program ini juga didukung ormas-ormas Islam, salah satunya Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Rabhithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, program vaksinasi untuk santri dan kiai sudah mulai berjalan, meski belum maksimal. 

Baca Juga

Menurut pria yang akrab disapa Gus Rozin ini, penghambat utama pelaksanaan vaksinasi adalah karena masih minimnya dosis vaksin yang tersedia. “Pesantren masih kesulitan memperoleh dosis vaksin baik melalui Polri, TNI apalagi Dinkes,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (18/8).

“Tahap awal kami baru mengajukan 20-25 ribu santri. Mayoritas santri kita usia aliyah ke bawah, kurang dari 18 tahun. Belum ada keputusan dan instruksi untuk memvaksinas santri usia 12 tahun sampai 18 tahun,” sambungnya. 

 

Sebelumnya, Pimpinan Cabang Nahdatlul Ulama (PCNU) Tangsel Peduli Kemanusiaan ambil bagian dalam ikhtiar lahir dengan mengadakan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat Kota Tangsel. Kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Al Tsaniyyah melalui program Jaga Kiyai, Sabtu (2/8).  

Ketua Satgas NU Tangsel Peduli Kemanusiaan, Ahmad Syamsuddin, mengatakan, masyarakat tampak antusias mengikuti program vaksinasi gratis ini. Berdasarkan laporan panitia sebanyak 750 peserta vaksin. 

"Mereka berasal dari pimpinan pondok pesantren (Kyai), santri, wali santri para ustadz dan masyarakat sekirar pondok Pesantren al Tsaniyyah, Setu Serpong Tangerang Selatan," kata Ahmad Syamsuddin kepada Republika.co.id, Selasa (3/8).  

Kegiatan ini diselenggarakan atas bekerjasama PCNU Kota Tangsel, Polres Tangerang Selatan, BAZNAS RI, NU Care-LAZISNU, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Tangerang Selatan RMI Tangsel, Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Banser, dan HPN. Pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar. 

"Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat baik. Sejak pagi hari peserta vaksin sudah antri dengan tertib, kegiatan terlaksana dengan lancar dan saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersama dalam mendukung kegiatan ini," ujarnya.

“Ini bagian dari salah satu ikhtiar lahir kita. Kyai dan santri adalah aset bangsa ini, semoga kita bisa terus konsisten melanjutkan program-program kemanusiaan seperti ini,” ujar Syamsuddin.

Ketua Baznas RI Noor Ahmad mengatakan, program vaksin Kita Jaga Kyai dilatarbelakangi oleh banyaknya para ulama maupun kiai yang wajar karena Covid-19. "Hitungan dari kemenag sudah lebih dari 600 kiai wafat karena Covid. Kita tahu bahwa untuk menjadikan seorang kiai beratnya bukan main susahnya bukan main," kata Noor Ahmad.

Karena itu, melalui program vaksin Kita Jaga Kyai ini, Baznas dan Kemenag serta MUI berupaya mencegah dan menjaga kiai dari wabah Covid-19 yang belum juga berakhir. "Untuk bersama sama menjaga kiai seluruh Indonesia dan seluruh lembaga keamanan pesantren dan santri-santrinya," katanya, menambahkan bahwa untuk menyukseskan program ini, Baznas telah bekerjasama dengan TNI dan Polri, Kemenkes dan asosiasi rumah sakit Indonesia, dan juga ormas Islam.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement