Senin 09 Aug 2021 10:04 WIB

Wapres Dorong Pesantren Poros Pengembangan Ekonomi Syariah

Pesantren mempunyai potensi turut kembangkan ekonomi syariah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin menyatakan pesantren mempunyai potensi turut kembangkan ekonomi syariah
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin menyatakan pesantren mempunyai potensi turut kembangkan ekonomi syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden KH  Ma'ruf Amin berharap pesantren turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi syariah. 

Wapres mengatakan, pesantren memiliki posisi strategis yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat. 

Baca Juga

“Pembangunan ekonomi bukan sekadar kebutuhan, tetapi termasuk perintah Allah SWT. Mengembangkan ekonomi adalah [termasuk] masalah agama yang sesuai dengan perintah syariah,” kata Wapres melalui siaran pers saat menghadiri Doa/Istighasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan RI ke-76 yang diselenggarakan Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) secara daring, Ahad (8/8) malam. 

Pemerintah Indonesia, kata Wapres, saat ini tengah mengembangkan ekonomi syariah. Menurutnya, pengembangan ekonomi pesantren salah satu potensi pengembangan ekonomi syariah. 

Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia saat ini memiliki sekitar 30 ribu pesantren, yang memiliki kurang lebih 4 juta santri. “Kita sedang mengembangkan ekonomi syariah. Kita harapkan dengan munculnya HEBITREN, pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi kuat,” kata  Wapres.

Namun, Wapres tidak memungkiri bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang dapat memperlambat upaya pengembangan ekonomi syariah. Karena itu, perlu juga didukung dengan aspek-aspek lain, yakni keyakinan optimis, disertai ikhtiar (upaya) tanpa henti, dan berserah diri (tawakal). 

Baca juga : Hijrah, Pandemi, dan Spirit Jaga Kiai

Dia juga mendorong upaya penanganan Covid-19 terus dilakukan dengan berbagai ikhtiar, meliputi upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif akibat pandemi, seperti mematuhi protokol kesehatan, menggiatkan tracing, testing, dan treatment (3T) dan melakukan vaksinasi. 

Sementara itu, Wapres menyebut, hal tak kalah penting setelah semua upaya adalah ber-tawakal, berpasrah sambil berdoa, salah satunya dengan doa bersama atau istighasah.

“Kita mohon kepada Allah agar musibah ini segera diangkat, tetapi, di dalam masalah ijabah (penerimaan doa), itu adalah hak preogatif Allah. Kata ulama, doa itu ibadah, kewajiban kita, tetapi urusan istijabah (keterkabulan doa), itu urusan Allah,” kata Wapres.

Dalam acara bertajuk “Munajat untuk Indonesia Sehat dan Ekonomi Bangkit” tersebut, hal serupa juga disampaikan  Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.  “Di balik pandemi, ada pesan penting dari Allah SWT, yaitu pesan agar kita semakin tawakal, semakin mendekat,” ujar Perry.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat HEBITREN, KH Moh Hasib Wahab Abdullah, melaporkan bahwa HEBITREN, yang lahir dari forum silaturahim 110 pesantren usai Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, mengambil peran sebagai suatu kekuatan ekonomi alternatif, untuk solusi dalam perkembangan ekonomi nasional, khususunya di masa pandemi. “Pesantren-pesantren sudah membuktikan usaha-usaha bersama kemitraan Bank Indonesia,” ujar Moh Hasib.

Selain Gubernur BI dan Ketua Umum DPP HEBITREN, turut hadir secara virtual dalam acara doa/istighasah nasional ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam acara tersebut, staf khusus Wapres Masykuri Abdillah dan sekretaris pribadi Wapres Salahuddin Al Ayyubi.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement