Selasa 03 Aug 2021 17:27 WIB

Kunci Keberhasilan Nabi Ibrahim AS Membangun Keluarga

Nabi Ibrahim AS adalah komunikator yang sangat baik dalam keluarga

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Nabi Ibrahim AS adalah komunikator yang sangat baik dalam keluarga sebagaimana diabadikan Alquran. Ilustrasi Alquran
Foto:

Lebih lanjut Ustadz Jejen juga menerangkan bahwa Nabi Ibrahim juga bisa membangun hubungan baik dengan anaknya Ismail. Sebagaimana dijelaskan dalam surat As Safat ayat 102. Dalam ayat itu diterangkan bagaimana Nabi Ibrahim di ujian Allah SWT. 

Dia mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya Ismail, Nabi Ibrahim justru membangun komunikasi dengan Ismail. Dia meminta Ismail untuk memberikan tanggapannya atas wahyu dari Allah SWT yang memerintahkan menyembelih putra kesayangannya. 

Menurut Ustadz Jejen penggunaan kata ya bunayya dalam ayat tersebut bukan sebatas kata ustaz nida atau panggilan yang berarti Hei Anakku yang diucapkan Ibrahim kepada Ismail. Tetapi di balik itu, Ibrahim memberikan perhatian penuh kepada putranya Ismail. Ibrahim dan keluarganya pun lolos dari ujian. 

"Hikmahnya terjadi dialog dan komunikasi. Ini menjadi persoalan penting bagi kita sebagai orang tua berhadapan dengan anak-anak, kemudian sebagai guru di sekolah berhadapan dengan siswa, komunikasi itu dibangun. (Lihat) ketika Nabi Ibrahim berhasil membangun komunikasi itu, Ismail pun rela. Nabi Ibrahim menjadi komunikator yang hebat," kata Usatdz Jejen dalam kajian virtual Persis beberapa waktu lalu yang bertajuk Komunikasi Keluarga Bercermin Kepada Nabi Ibrahim, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Republika.

Oleh karena itu dalam kehidupan berumah tangga, membangun dialog antar sesama anggota keluarga menjadi sangat penting agar tercapainya ketentraman dan kasih sayang satu sama lain. 

Sebab menurutnya banyak permasalahan sosial yang muncul di tengah masyarakat disebabkan karena permasalah yang muncul dan tidak bisa terselesaikan di keluarga. 

Diaa mencontohkan kasus-kasus kenakalan anak atau remaja di tengah masyarakat yang merugikan banyak orang banyak di latar belakangi karena buntunya komunikasi dan dialog antar anggota keluarganya.  

"Kalau tidak ada dialog anak kita tidak terkontrol, munculnya patologi sosial di kalangan remaja itu karena orang tua tidak bisa mengontrol. Semisal anak hamil di luar nikah, kenapa itu terjadi karena komunikasi (di keluarga) tidak ada," katanya.  

Karena itu, menurut Ustadz Jejen  selain komunikasi yang terbangun dengan baik antara suami dan istri, maka penting juga membangun komunikasi dengan anak. Untuk itu orang tua juga harus dapat mengetahui hal yang digemari anak, berusaha memahaminya, dan menyempatkan dialog tentang hal-hal yang menjadi perhatian anak. Yang juga penting, orang tua juga perlu mengenal orang-orang terdekat atau teman-teman anaknya. Sehingga mampu mengontrolnya. 

Dalam kondisi pandemi Covid-19, menurut Ustadz Jejen menjadi momentum yang sangat baik bagi setiap keluarga Musim untuk membangun komunikasi dengan sesama anggota keluarganya. Meluangkan waktu tanpa gadget untuk dapat berdialog bersama anggota keluarga menjadi hal yang baik untuk membangun keluarga yang harmonis.       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement