Selasa 03 Aug 2021 04:37 WIB

Islam di Inggris Menurut Abdullah Quilliam

Abdullah Quilliam, pengacara era Victoria yang memeluk Islam.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang menghadiri Masjid London Timur & Pusat Muslim London di London timur, Inggris, untuk layanan Ramadhan, setelah bulan suci harus diamati selama pembatasan virus korona tahun lalu tanpa pertemuan doa komunitas biasa, Rabu, 14 April 2021.
Foto:

Yusuf Samih Asmay menghabiskan satu bulan di Liverpool untuk mendokumentasikan mualaf asal Inggris tersebut. Sekembalinya ke Mesir, ia berkorespondensi dengan orang-orang yang ia temui dan menulis laporan yang unik mengenai komunitas masjid pertama di Inggris.

Asmay pun mengkritisi Quilliam dan Liverpool Muslim Institute. Kecaman utamanya bahwa ajaran Islam bertentangan dengan Islam Sunni. Menurut Asmay, sholat dilakukan tidak pada waktu yang ditentukan. Wudhu yang dilakukan juga tidak dilakukan dengan benar.

Selain itu, Asmay juga menduga adanya penyimpangan keuangan di institut tersebut. Ia menyerukan perlunya memperbaiki tata kelola untuk mengawasi sejumlah besar sumbangan yang mengalir dari seluruh dunia. Ia menekankan perlunya mengatur lembaga sebagai wakaf Islam.

Dilansir di Asian Image, Asmay juga menjuluki The Crescent sebagai alat propaganda. Ia menyebutkan bahwa Quilliam dan Liverpool Muslim Institute adalah proyek kerajaan Inggris dengan semacam tujuan kolonial dan melemahkan solidaritas pan-Islam. 

Buku Asmay ini menyebabkan kontroversi besar di kalangan Muslim Liverpool pada masa itu. Buku ini juga sempat dilarang oleh Ottoman. Walaupun demikian, terjemahan Bahasa Inggris buku ini telah memungkinkan lebih banyak orang membacanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement