Senin 02 Aug 2021 15:58 WIB

Kisah Prank dari Raja Idrus Markonah Hingga Akidi Tio

Sejarah prank elite sepanjang republik

Joker si tukang tipu dengan sejuta wajah
Foto:

Prank Blue Energy di zaman SBY

Sesudah itu ada kasus Blue Energy di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Entah mengapa kala itu elite percaya bahwa bahan bakar motor bisa digantikan dengan air dengan memakai peralatan tertentu. Dan tak tanggung-tanggung, beberapa tokoh yang ada lingkar kekuasaan ikut-ikutan. Dan ini kemudian terbukti dari akal-akalan seseorang di Jawa Tengah.

Setelah itu, ada kasus menghebohkan Dimas Kanjeng yang katanya mampu menggandakan uang. Saking hebatnya, ada politisi senior asal Sulawesi Selatan yang bergelar doktor sampai begitu percaya bahwa Dimas Kanjeng memang orang sakti. Katanya, dia punya kekuatan supranatural dan ini pun masuk akal sesuai dengan teori ilmiah baru. Masyarakat biasa dari berbagai daerah ikut terkesima dan banyak yang bermukim di dekat rumah Dimas Kanjeng karena menunggu tuah pelipatan uang yang diberikan kepadanya untuk digandakan.

Namun, kenyataan kemudian bicara lain. Setelah diributkan karena dibincangkan dalam talk show di sebuah stasiun televisi, sosok Dimas Kanjeng malah dibekuk polisi. Tuduhan kepadanya karena ada kasus penipuan dan bahkan kemudian ada dugaan kasus pidana lainnya. Kepandaian menggandakan uang ternyata hanya trik saja. Ya, mirip main sulapan biasa.

Kasus prank Afi Nihaya di zaman Zokowi

photo
Presiden Jokowi dan Alfi Nihaya. - (Google.com)

Setelah itu, beberapa waktu lalu, di era  Presiden Jokowi periode pertama juga sempat terjadi lucuan. Ini terkait dengan sebaran komentar di media sosial oleh seorang bocah/remaja kecil asal Jawa Timur, Afi Nihaya  Tulisannya keren mengesankan dia sosok jenius. Dia dia panggil ke Istana Negara untuk berjumpa dan selfie bersama presiden. Namanya kala itu melangit sampai "sundul tingkat tujuh".

Sialnya kemudian, publik di media sosial juga mengungkap tulisan Nihaya jiplakan. Kini ganti nama sang bocah melorot terbanting habis. Seorang psikolog dan aktivis perlindungan anak, Seto Mulyadi, sempat menyatakan agar sikap bocah ini kaji. Hebatnya lagi kala itu ada partai yang sebelumnya sempat mengusulkan Nihaya menjadi duta Pancasila.

Republika.co.id edisi Ahad 09 Jul 2017, pukul 20:35 WIB mengunggah berita begini:Ini Saran Kak Seto untuk Afi Nihaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Anak Seto Mulyadi mengatakan publik, khususnya warganet, tidak perlu lagi mempermasalahkan curahan hati Afi Nifaya Faradisa melalui video live Facebook. Namun, dia menyatakan perlu ada pendekatan psikologis terhadap remaja asal Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut. 

"Jadi engga usah terlalu dipermasalahkan, tapi justru harus ada pendekatan, baik dari orang tua, psikolog, dan mungkin kalau memang memerlukan bantuan untuk mendapatkan treatment psikologis, mungkin bisa kami lakukan dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)," kata Kak Seto saat dihubungi Republika, Ahad (9/7). Kak Seto mengatakan, pendekatan psikologi untuk mengetahui alasan dan motivasi dari tindakan dan perkataan yang dilontarkan Afi yang berakibat menimbulkan komentar di masyarakat.

                                     ******

Alhasil, maka itulah beberapa rangkaian kisah "lucuan" sepanjang zaman. Jadi, kalau beberapa waktu lalu ini ada buruh asal Jambi, M Nuh, yang ngeprank elite negeri pada konser BPIP yang tengah menghimpun dana di televisi maka janganlah heran. Kisah lucuan sepanjang rezim memang selalu terjadi!

Jadi, setelah Akidi Tio, siapa menyusul lagi?

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement