Senin 02 Aug 2021 15:58 WIB

Kisah Prank dari Raja Idrus Markonah Hingga Akidi Tio

Sejarah prank elite sepanjang republik

Joker si tukang tipu dengan sejuta wajah
Foto:

Kemudian bagaimana kasus yang menghebohkan keseharian sosok rakyat biasa? Jawabnya ada pada kasus dukun anak ajaib asal Jawa Timur, Ponari. Entah karena apa tiba-tiba anak kecil ini menjadi dukun sakti yang mampu mengobati segala penyakit gara-gara menemukan batu bertuah.

 Sama dengan kasus lainnya, kasus Ponari menjadi perhatian publik.

Masyarakat berduyun mencari pertolongan kepada Ponari dengan cara meminum air bekas rendaman batu ajaibnya. Ponari jadi anak yang tersohor dan kaya raya. Ribuan orang antre di depan rumahnya. Kampungnya yang sehari-hari sepi menjadi hiruk pikuk. Suasana berubah persis ada pasar malam. Para tetangga memanfaatkan rezeki baru dengan buka titipan kendaraan sampai penginapan dadakan.

Namun, fenoma ini tak berlangsung lama. Entah mengapa kemudian menyusut dan tak berapa lama antusias orang untuk meminum rendaman batu ajaibnya menghilang. Berapa tahun kemudian, Ponari menjadi bocah biasa yang ingin jadi polisi. Namun, beberapa bulan silam, ada media massa yang melaporkan masih saja ada orang yang datang ke Ponari untuk berobat. 

Republika edisi Sabtu, 21 Februari 2009 menulis kasus Ponari sebagai berikut:

Ikatan Dokter 'Menantang' Dukun Cilik Ponari

Pesona dukun cilik bernama Ponari begitu fenomenal dalam sebulan terakhir ini. Rumah sakit dan ruang praktik dokter pun kekurangan pasien karena banyak tersedot oleh publikasi tentang 'kesaktian' Ponari yang diperoleh dari mimpi dan 'batu ajaib'. 

Penasaran terhadap itu, pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berniat mengundang Ponari.

Dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, ini akan diminta memberikan testimoni tentang kemampuannya dalam mengobati pasien. ''Alangkah baiknya kalau Ponari kami undang ke rumah sakit untuk memberikan testimoni,'' kata Ketua IDI Jombang, dr Pudji Umbaran, Jumat (20/2).

Selain testimoni, Ponari akan 'diuji' mengobati sejumlah pasien yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. ''Kalau keluarganya bersedia, nanti kami minta Ponari melakukan pengobatan pada pasien. Tentu, pasien yang kondisinya tidak parah dan tidak sedang membutuhkan obat-obatan sehingga kami bisa mengujinya, apakah metode Ponari itu bisa dipertanggungjawabkan secara medis atau tidak,'' katanya.



Dia menilai, metode pengobatan yang dilakukan oleh bocah berusia sembilan tahun itu hanya memberikan efek sugesti atau dalam istilah medisnya disebut placebo. ''Efek sugesti ini hanya memberi rasa nyaman pada penderita yang bersifat sementara, tapi tidak menghilangkan penyakit seorang penderita,'' kata kasubid Pelayanan Medik RSUD Jombang itu.

Menurut Pudji, pekan pertama Ponari muncul sebagai sosok fenomenal. Jumlah pasien yang berkunjung ke dokter di Jombang pun mengalami penurunan antara 20 hingga 30 persen. ''Tapi, tiga pekan sesudahnya, pasien yang melakukan rawat jalan pada dokter sudah kembali normal. Bahkan, tidak jarang, pasien dokter yang ternyata pernah melakukan pengobatan pada Ponari, penyakitnya belum sembuh,'' kata Pudji.

Sementara itu, setelah mendapatkan ancaman tidak naik kelas dari pihak sekolah, mulai Jumat pagi kemarin Ponari kembali masuk kelas. Namun, kembalinya Ponari ke bangku kelas III SD Negeri Balongsari 1 itu lain dari biasanya. Sejumlah saudara dan tetangga turut mengantarkannya hingga ke dalam ruang kelas sehingga pengawalan terhadap Ponari terkesan berlebihan.


Sebelumnya, Suparlik, wali kelas III SD Negeri Balongsari 1, mengingatkan Ponari untuk kembali bersekolah karena bulan depan akan ada ujian. Hampir sebulan Ponari membolos karena setiap hari disibukkan dengan memberikan layanan pengobatan terhadap ribuan masyarakat. Mereka datang dari berbagai pelosok Tanah Air ke rumah Ponari yang berdinding anyaman bambu (bilik) di Dusun Kedungsari. 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement