Muslim 3D dimulai sebagai proyek untuk membuat gim alternatif bagi umat Islam yang sejalan dengan nilai-nilai agama mereka. Chbib mengatakan pengalaman penelusuran digital mereka tidak bermaksud untuk menggantikan ritual ibadah yang sebenarnya.
“Saya tidak berpikir ini akan menggantikan ibadah asli. Ini adalah sesuatu yang mengubah hidup,” kata Chbib yang berbasis di Dubai.
Pengalaman gim berfungsi sebagai latihan untuk kunjungan di masa depan atau memberikan pengalaman emosional. Chbib melihat orang-orang menangis sambil mengenakan headset virtual reality (VR). Secara virtual, para pengguna bisa berjalan melalui rekreasi digital 3D Muslim dari situs-situs suci.
Realisasi ini juga mendorong Stimulator Haji Virtual bernama Labbaik VR yang berbasis di Inggris untuk berkembang. Tahun lalu, perusahaan mengembangkan aplikasi seluler, Wuzu yang memberikan tur realitas virtual Ka’bah dengan resolusi tinggi.
“Model kami dibuat dengan sangat teliti. Jadi, Anda benar-benar merasa seperti berada di tempat yang tepat,” kata Kepala Eksekutif Shehriar Ashraf. Ashraf menyebut aplikasinya menarik masyarakat yang mungkin belum pernah menunaikan haji.