Selasa 29 Jun 2021 08:26 WIB

ACT Upayakan Rekonstruksi Tempat Tinggal Bagi Warga Gaza

Di fase sebelumnya, ACT menyalurkan bantuan yang bersifat darurat

Rep: umar mukhtar/ Red: Hiru Muhammad
ACT mengirimkan ratusan ton bantuan pangan untuk Gaza.
Foto: ACT
ACT mengirimkan ratusan ton bantuan pangan untuk Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA--Serangan Israel ke Gaza memberikan dampak kehancuran yang luar biasa pada warganya. Untuk itu, Aksi Cepat Tanggap masih terus berupaya menyalurkan bantuan terbaik untuk pemulihan Gaza.

Di fase sebelumnya, ACT menyalurkan bantuan yang bersifat darurat seperti medis, pangan, hingga air bersih. Pada fase selanjutnya, ACT bersama Global Wakaf akan menggencarkan pembangunan Gaza, seperti rekonstruksi tempat tinggal dan rumah ibadah.

"Tim ACT Palestina sudah melakukan assesment terkait rumah-rumah dan musala serta masjid yang akan direkonstruksi dan pembangunan direncanakan akan dimulai dalam beberapa waktu ke depan," kata Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Response ACT, dalam siaran pers yang diterima, Senin (28/6).

Sepekan terakhir, ACT memulai perencanaan untuk merekonstruksi tempat tinggal dan rumah ibadah di Gaza yang hancur dihantam misil pesawat tempur Israel. Tak hanya rekonstruksi bangunan, bantuan jangka panjang juga hadir dalam berbagai program wakaf Palestina.

Lumbung Air Wakaf akan hadir untuk menyediakan air minum gratis kepada ribuan warga Gaza. Dibangun di tanah dengan luas 500 meter persegi di timur Jabalia, Gaza Utara, Lumbung Air Wakaf nantinya mampu memproduksi hingga seribu botol air mineral setiap harinya.

Begitupun dengan Kapal Ikan Wakaf Palestina. Proses perakitannya masih terus dilakukan. Nantinya, kapal-kapal ini ditargetkan dapat memberdayakan keluarga-keluarga nelayan di pesisir Gaza.

Sementara itu, program wakaf Palestina lainnya seperti pengadaan gerobak dan warung wakaf untuk para pelaku usaha mikro di Gaza, masih terus diupayakan. Dengan pengadaan gerobak dan warung, ekonomi di Gaza diharapkan akan mengalami perbaikan, setelah sebelumnya porak-poranda karena pandemi Covid-19 dan serangan zionis Israel.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement