Rabu 30 Jul 2025 12:54 WIB

Israel Masih Batasi Truk Bantuan ke Gaza, Sebagian Besar Sengaja Dijarah

Bantuan melalui udara sampai ke wilayah yang dikuasai Israel.

Warga Palestina tersenyum saat membawa bantuan makanan yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan di Kota Gaza, Ahad (27/7/2025). Militer Israel memulai jeda aktivitas militer taktis lokal di tiga wilayah berpenduduk padat di Gaza selama 10 jam sehari. Selama jeda aktivitas militer, bantuan kemanusiaan diizinkan masuk di Kota Gaza, Deir al-Balah dan Muwasi. Bantuan kemanusiaan Palestina dikirimkan melalui udara dan jalur darat. Seruan dunia menguat agar Israel membuka blokade bantuan kemanusiaan ditengah bencana kelaparan akut di Gaza.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina tersenyum saat membawa bantuan makanan yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan di Kota Gaza, Ahad (27/7/2025). Militer Israel memulai jeda aktivitas militer taktis lokal di tiga wilayah berpenduduk padat di Gaza selama 10 jam sehari. Selama jeda aktivitas militer, bantuan kemanusiaan diizinkan masuk di Kota Gaza, Deir al-Balah dan Muwasi. Bantuan kemanusiaan Palestina dikirimkan melalui udara dan jalur darat. Seruan dunia menguat agar Israel membuka blokade bantuan kemanusiaan ditengah bencana kelaparan akut di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Kantor Media Pemerintah Gaza mengungkap, penjajah Israel hanya mengizinkan 109 truk memasuki Jalur Gaza pada Selasa (30/7/2025). Sebagian besar konvoi bantuan dijarah di tengah sengkarut keamanan yang semakin buruk.

"Hari ini, 109 truk dapat masuk ke Gaza, sebagian besar dijarah dan karena kekacauan keamanan sistematis yang sengaja diberlakukan oleh Israel,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Kantor itu menambahkan bahwa tujuan Israel adalah menyabotase distribusi bantuan dan menghilangkan bantuan bagi warga sipil sebagai bagian dari rekayasa kekacauan dan kelaparan.

Tak hanya itu, operasi penerjunan bantuan udara gagal menjangkau mereka yang membutuhkan. Empat dari enam bantuan melalui udara mendarat di wilayah yang dikuasai militer Israel atau di lingkungan tempat warga sipil diperintahkan untuk mengungsi.

Mereka yang berada di wilayah tersebut akan menjadi target langsung dan dibunuh sehingga bantuan lewat udara tidak hanya sia-sia tapi juga membahayakan rakyat yang kelaparan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement