REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah kapal kemanusiaan yang disponsori Koalisi Armada Kebebasan, Freedom Flotilla, diserbu dan disita oleh Angkatan Laut Israel pada Ahad (27/7/2025).
Handala, nama kapal tersebut, dibawa ke Pelabuhan Ashdod. Penyerangan pasukan Israel membuat Handala mengakhiri misi untuk menembus blokade di Jalur Gaza.
Kapal tersebut, yang telah berlayar selama tujuh hari dengan sekelompok aktivis internasional di dalamnya, dicegat di perairan internasional. Para penumpangnya—termasuk dua anggota partai sayap kiri Prancis, La France Insoumise—ditahan dan diinterogasi oleh otoritas Israel.
Menurut Otoritas Penyiaran Israel (KAN), para aktivis diperkirakan akan dipindahkan ke tahanan polisi. Kapal pembawa bantuan kemanusiaan tersebut bertujuan untuk menentang blokade laut Israel yang telah berlangsung lama di Gaza.
Update on the status of the 21 civilians on board 'Handala'.
Visit https://t.co/ZoCnr46pTg for further information and ways to help #BreakTheSiege of Gaza! pic.twitter.com/nabb41Vtm1
— Freedom Flotilla Coalition (@GazaFFlotilla) July 27, 2025
Pusat Hukum untuk Hak-Hak Minoritas Arab di Israel, Adalah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengirimkan pengacara ke Ashdod dan menuntut akses segera kepada para aktivis yang ditahan.
Dalam pesan video pra-rekaman yang dibagikan oleh Freedom Flotilla di media sosial, para aktivis mendesak pemerintah negara asal mereka untuk campur tangan dan menekan Israel agar membebaskan mereka.