Sabtu 26 Jun 2021 05:45 WIB

Kehidupan Umat Muslim di Austria, Melawan Partai Sayap Kanan

Jumlah Muslim Austria naik pada 1960-an karena imigrasi dari Turki dan Yugoslavia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kehidupan Umat Muslim di Austria, Melawan Partai Sayap Kanan. Umat Muslim melaksanakan sholat di masjid di Wina, Austria.
Foto:

Selain lembaga keagamaan, asosiasi politik juga didirikan. Misalnya, pada 1960-an anggota emigran Partai Demokrat di Austria dan Jerman berlindung di asosiasi Islam-Turki. Sejak 1980-an, perubahan penting terjadi dalam masyarakat imigran Turki di Austria dan Jerman. Di periode yang sama, populisme sayap kanan kian meningkat. Kedua perkembangan tersebut saling berkaitan.

Pada 2011, lebih dari 80 ribu perusahaan di Jerman dimiliki oleh para imigran Turki. Politikus Jerman atau Austria keturunan Turki telah menjadi bagian integral dari kehidupan publik selama beberapa dekade. Sayangnya, perkembangan para imigran Turki menyebabkan terjadinya perubahan persepsi pekerja tamu.

“Kebangkitan dan visibilitas masyarakat imigran Turki ditafsirkan oleh populis sayap kanan sebagai infiltrasi masyarakat mereka. Rupanya, para pekerja tamu yang berimigrasi pada 1970-an serta anak-anak mereka pada generasi ketiga atau keempat diasumsikan tidak mau berintegrasi ke dalam mayoritas masyarakat,” kata Cicek.

Jadi, dapat dikatakan dalam bagian tertentu dari masyarakat Muslim-Turki terdapat citra dan prasangka buruk satu sama lain. Ini merupakan alasan untuk menyajikan gambaran realistis tentang hidup berdampingan Muslim-Turki dan non-Muslim dalam konteks politik dan sosial Austria dan Jerman yang berbeda.

 

https://ahvalnews.com/islam/society-and-islam-case-austria-islam-and-muslims-austria#

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement