Sabtu 26 Jun 2021 05:45 WIB

Kehidupan Umat Muslim di Austria, Melawan Partai Sayap Kanan

Jumlah Muslim Austria naik pada 1960-an karena imigrasi dari Turki dan Yugoslavia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kehidupan Umat Muslim di Austria, Melawan Partai Sayap Kanan. Umat Muslim melaksanakan sholat di masjid di Wina, Austria.
Foto:

Cicek mencontohkan kehidupan dia saat berada di Austria. Dia menjelaskan, Islam sudah lama menjadi bagian dari sejarah dan masyarakat Austria sejak masa monarki Habsburg. 

Aneksasi Bosnia dan Herzegovina oleh Kekaisaran Austro-Hongaria pada 1908 menyebabkan Muslim menjadi bawahan baru. Ini mengikuti kekaisaran tsar Rusia yang mengambil inisiatif mengintegrasikan umat Islam dan agamanya ke dalam sistem hukumnya.

Keragaman agama dan budaya pada periode kekaisaran Austria berakhir dengan pecahnya Perang Dunia I dan periode antarperang Eropa serta kebangkitan Sosialis Nasional. Pada akhir Perang Dunia II, Austria menghadapi tantangan menemukan identitas baru. Diskusi tentang identitas terjadi dari tahun 1960-an hingga pertengahan 1990-an.

"Jumlah Muslim di Austria meningkat pada 1960-an karena imigrasi pekerja tamu Turki dan Yugoslavia. Pada 1960-an, Muslim Turki dan Yugoslavia mendirikan Asosiasi Layanan Sosial Muslim yang mengurus kebutuhan agama dan menangani masalah hukum," ujar dia.

Selanjutnya, pada 1971, asosiasi tersebut mengajukan izin mendirikan komunitas religius dan ketetapannya berdasarkan hukum Islam 1912. Pada 1979, Komunitas Keagamaan Islam di Austria dibentuk sebagai perusahaan publik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement