"Ketika kami mengalaminya, begitu tragis dan menyeramkan, ini membuat kami kuat. Namun, bisa saya katakan, apa yang dibuat film tersebut akan menyakit dan melukai banyak keluarga korban. Karena itu, saya termasuk menentangnya," kata dia.
Sementara, Qasem mengapresiasi komentar PM Selandia Jacinda Ardern yang menilai film tersebut terlalu sensitif untuk Selandia Baru dan komunitas Muslim.
"Masih ada keluarga korban yang secara mental terdampak dalam serangan itu. Sangat disayangkan, ide ini hanya melihat dari satu sisi, maaf saya bisa katakan, narasi kulit putih. Padahal, ini adalah cerita kami," kata Qasem.
Menurutnya, terlalu dini untuk membuat film ini. "Hanya setahun sejak hukuman, bahkan belum sampai setahun, dan hanya dua tahun dari serangan itu," ujarnya.