Sayangnya, bagi mereka yang diserang, dampak dari peristiwa ini tidak berhenti walaupun insiden tersebut berlalu. Bagi Meena Waseem, dia masih harus menghadapi rasa trauma atas kebencian yang ia terima.
Setelah mengelola akun media sosial yang menangani rasialisme dua bulan lalu, dia mengatakan orang akan mengirim pesan langsung yang penuh kebencian. “Saya ingat dengan jelas dilecehkan dengan kebencian anti-Muslim, islamofobia. Kata-kata dan komentar vulgar yang sejujurnya membuat saya trauma,” kata Waseem yang merupakan sarjana di Queen’s University.
Dilansir Global News, Jumat (11/6), trauma yang belum pulih memengaruhi dirinya dari hari ke hari. Serangan di London adalah bukti rasialisme dan islamofobia masih hidup di Kanada.
Bagi mereka yang terus berurusan dengan efek kebencian, baik yang terkait dengan serangan London atau pengalaman pribadi, Asosiasi Mahasiswa Muslim Queen’s University mengadakan acara pada Jumat (11/6) pukul 18.00 waktu setempat.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi Muslim berbagi cerita dan pengalaman. Ini juga bisa menjadi ruang bagi mereka yang hanya ingin mendengarkan dan berada di ruang yang aman dengan komunitas.
https://globalnews.ca/news/7937985/islamophobia-kingston-muslim-residents/