Menurutnya, sebagai orang yang beragama Yahudi, dia selalu merasa ada tanggung jawab khusus untuk berbicara menentang agresi Israel. Dia mengaku sebagai seorang penulis telah melakukan yang terbaik untuk mengekspos pendudukan militer Israel dan rasialisme sistematis terhadap warga Palestina.
“Saya sakit hati melihat serangan lain terhadap Gaza, tetapi saya didorong semakin banyak seniman dan pekerja budaya, serta yang lain, berbicara menentang ketidakadilan ini," kata Rebick.
Menurut Nazzal, selama pengeboman, dua protes besar diadakan di Toronto yang mengakibatkan ribuan orang turun ke jalan dalam solidaritas dengan orang-orang Palestina. Protes besar-besaran di seluruh negeri, terlepas dari pembatasan Covid-19, membuktikan fakta publik Kanada muak dengan dominasi narasi Zionis.
Selain perkembangan terakhir, pernyataan artis juga mengecam kebijakan Israel yang sedang berlangsung, seperti blokade darat dan laut secara brutal yang diberlakukan oleh Israel sejak 2007. Di Tepi Barat yang diduduki, para seniman mengecam pendudukan militer ilegal Israel, perampasan, pemindahan dan pengusiran paksa orang-orang Palestina.
Mereka mengecam pembongkaran ribuan rumah, pembatasan kebebasan bergerak dengan pos pemeriksaan militer dan tembok pemisah, perampasan tanah, pemukiman ilegal, dan jalan khusus Israel. Mareka menyoroti tingkat penahanan Palestina yang tinggi di Israel dan mengecam serangan malam yang sering meneror warga sipil.