"Saya tahu siapa yang mungkin bersikap kasar saat saya ke tempat kejadian, mereka akan memperingatkan penjaga lain dengan teriakan, "Ada imam di blok." Ada tiga tahanan yang ditahan di lokasi terpisah – Kamp Iguana – karena mereka baru berusia 12 hingga 14 tahun. Penjaga di sana sangat baik,"ungkapnya.
Yee memimpin pelaksanaan sholat Jumat. Namun, hal tersebut memicu kecurigaan FBI. "Karenanya agen FBI selalu memantau kegiatan kami,"ungkap dia.
Ketika Yee mulai mengirimkan laporan resmi tentang bagaimana para tahanan dianiaya, ia dituduh berpihak pada teroris. "Menjadi jelas bahwa petugas yang bertanggung jawab ingin saya keluar, saya terpinggirkan dan di bawah pengawasan,"kata dia.
Menjelang akhir tugasnya, Yee mengambil cuti selama dua minggu, dengan maksud untuk kembali ke Fort Lewis untuk mengatur segalanya demi kepulangan istri dan anak perempuannya.
"Saya meninggalkan pangkalan dan naik pesawat ke stasiun angkatan laut Jacksonville di Florida. Ketika kami mendarat, saya dibawa ke sebuah ruangan dan diinterogasi oleh FBI. Saya didakwa dengan mata-mata, spionase, membantu musuh, pemberontakan dan hasutan," kenang dia.